Tremas- Pengasuh Pondok Tremas Pacitan KH Fuad Habib Dimyathi menyebut bahwa salah satu yang menjadikan jagad raya ini tetap awet adalah karena berkah bacaan doa dari para santri. Selama masih ada santri yang gemar berdoa dan bershalawat, maka Indonesia akan tetap aman.
Hal itu diungkapkanya dalam acara pembacaan satu miliar shalawat Nariyah dalam rangka semarak peringatan Hari Santri Nasional yang digelar di Pondok Tremas Pacitan, Ahad (21/10) malam.
“Santri adalah perwujudan dari mahluk di atas muka bumi ini, mahluk sing ngawet-aweti (membikin awet) jagad itu adalah santri. Karena santri itu penuh doa, penuh dengan shalawat, dan penuh dengan dzikir,” tuturnya.
Kiai lulusan pesantren Krapyak Yogyakarta itu mengatakan, keberadaan santri merupakan sebuah anugerah besar bagi umat islam dan bangsa Indonesia. Karena termasuk karakter seorang santri selalu menjaga kesejukan dan kedamaian. Sehingga sampai saat ini Indonesia menjadi negara yang aman dan damai.
“Makannya pada malam hari ada slogan yang luar biasa. Bersama dengan santri damailah negeri,” katanya.
Lebih luas Kiai Fuad menjelaskan, dalam menjaga kedamaian dan keutuhan bangsa Indonesia para santri mewarisi semangat juang dari para ulama, khususnya Hadratussyekh Hasyim As’ari. Melalui fatwa Resolusi Jihad yang digelorakan pada tanggal 22 Oktober 1945.
“Kita yang hidup di zaman ini, zaman now, tinggal mengisi dan nguri-uri (menjaga) perjuangan masyayikh dan sesepuh terdahulu,” katanya.
Kesiapan para santri dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia tentunya harus dibarengi dengan usaha tekun dan giat dalam belajar.
“Tentunya kesiapan kalian ini tidak lepas dari lebih khusyu’ sinaune dan lebih semangat belajarnya,” ucapnya.
Selain pembacaan satu miliar shalawat nariyah, semarak peringatan hari santri yang digelar di pesantren Tremas diisi dengan berbagai penampilan seni dan kebudayaan santri. Diantaranya musikalisasi puisi, kolaborasi seni kiai-santri, dan hafalan nadham alfiyah.