Kiai Said: Pengamal Maulid Pasti Mendapat Syafaat Nabi

0
878

Tremas- Ketua Umum PBNU periode 2015-2020, KH Said Aqil Siradj mengatakan istilah maulid nabi itu bisa dikatakan ‘maulid’ atau ‘maulud’. Keduanya benar, hanya beda pengertiannya.

“Orang Cirebon bilangnya ‘maulud’ bukan ‘maulid’. Kalau kita katakan maulid yang kita rayakan yang kita hormati adalah hari dimana nabi Muhammad dilahirkan, karena itu merupakan sighat zaman. Tapi kalau kita katakan maulud yang kita hormati adalah bayi yang dilahirkan, yaitu bayinya Nabi Muhammad SAW. Silahkan, maulud boleh maulid juga boleh,” kata di hadapan ribuan santri pondok setempat.

Hal itu ditegaskan dalam kegiatan Dziba’ Akbar memperingati maulid Nabi Muhammad SAW, pada Jum’at malam (07/10/2022) di Perguruan Islam Pondok Tremas.

Dalam kegiatan ini turut menghadirkan, Pendakwah kondang KH. Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah dan Penceramah Ustadz Yusuf Mansur.

Komisaris Utama PT MNC Televisi Network (iNews) itu menyampaikan, pertama kali maulid dilaksanakan pada masa pendiri dinasti Fatimiyah Khalifah Al Muiz lidiniyyah setelah masuk mesir dari tunis dan mengalahkan dinasti ibinthaluun.

“Maka pertama kali mengadakan maulid nabi pada tahun 363 H. Sekaligus mendirikan kota Al Qahirah dan membangun masjid Al Azhar, yang membangun namanya Jauhar As Saqli,” terangnya.

Ia meyakini bahwa orang yang seumur hidupnya selalu mengadakan maulid nabi akan menjadi ahli surga.

“Yang tidak percaya tidak apa-apa, biarin aja. Yang tidak percaya pasti tidak dapat syafaat Rasulullah. Yang percaya pasti dapat syafaat Rasulullah. Kita adalah orang yang percaya,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan seandainya ada orang yang banyak berdosa kemudian menghadap dan memohon ampun kepada Muhammad pasti orang tersebut diampuni dosanya.

“Kalau kita banyak dosanya, ziarah ke Madinah dan istighfar di hadapan makam Rasulullah dan di-ACC, Maka Allah pasti mengampuni dosanya. Itu artinya Nabi Muhammad SAW punya hak dan otorita untuk memberi syafaat kepada yang beliau kehendaki,” tegasnya.

Redaktur: Zaenal Faizin