LEMBAGA PENDIDIKAN

1. LEMBAGA PENDIDIKAN

Perguruan Islam Pondok Tremas sebagai lembaga pendidikan yang notabene salaf tidak menutup diri akan kemajuan ilmu tehnologi sehingga dasar pengembangannya diadaptasikan pada pendidikan yang akomodatif dengan tuntutan zaman tanpa menafikan tradisi klasik yang masih relevan. Hal ini tidak lepas dari prinsip : “Al Muhafadloh ‘Alal Qodimish Sholih Wal Akhdzu Bil Jadidil Ashlah” ( Mempertahankan metodologi klasik yang masih relevan dan mengadopsi metodologi modern yang lebih produktif).

Prinsip diatas dijadikan sebagai landasan pengembangan pendidikan dalam civitas akademika Pondok Tremas yang ditandai membudayakan metodologi modern dalam konsep pembelajaran yang meningkatkan kualitas santri yang tetap berpegang teguh pada etiket akhlaqul karimah pada seluruh lembaga pendidikan yang ada di bawah naungan Pondok Tremas.

Dibawah naungan Majlis Ma’arif (Bagian Pendidikan) Hingga saat ini Pondok Tremas telah mempunyai beberapa Lembaga Penddikan mulai dari tingkat dasar hinga perguruan Tinggi.

  1. TK Al Tarmasi, jenjang 2 tahun
  2. TPQ-Madin Al Tarmasi, Jenjang 3 Tahun
  3. Madrasah Salafiyah Tsanawiyah, Jenjang 3 Tahun
  4. MTs Pondok Tremas, Jenjang 3 tahun
  5. Madrasah Salafiyah Mu’adalah, Jenjang 3 tahun
  6. Lembaga Vokasional, Jenjang 1 Tahun
  7. Ma’had Aly Al Tarmasi, Jenjang 4 tahun
  8. Tahfidzul Qur’an

2. PENGAJIAN

  1. Pengajian Weton

Pengajian wetonan merupakan salah satu sistem pendidikan di pondok tremas yang asli atau tradisional, dimana pada prakteknya seorang kyai ( Ustadz) menyampaikan kitab-kitab dengan cara membacakan kitab tersebut beserta terjemahnya. Sedangkan para santri ( terdiri dari berbagai tingkatan) menyimak, mencatat atau mengartikan hal-hal yang belum dimengerti dari arti kalimat yang dibacakan.

Sistem pendidikan yang demikian ni adalah merupakan sistem yang bersifat bebas, dikarenakan absensi santri tidak ada, jadi para santri boleh datang boleh tidak, dan para santri terdii dai bermacam-macam tingkatan mulai tsanawiyah hingga aliyah, jadi tidak ada kenaikan kelas

Oleh karena itu santri yang aktif akan lebih cepat menamatkan kitabnya dan dapat meneruskan pada kitab yang lain, sehingga sistem ini menidik santri supaya lebih dinamis dan aktif, sebab para santri tersebut ditunut untu lebi iat dan cepat menyelesaikan pengajian itu.

  1. Pengajian sorogan

Yang dimaksud dengan sorogan adalah suatu sistem tradisional yang diselengarakan secara sendiri (Individu, yaitu seorang santri satu persatu secara bergantian menghadap ustadz atau kyai yang akan membacakan kitab-itab dan menterjemahkanya kedalam bahasa Jawa). Pada giliranya santri itu mengulangi dan menterjemah kitabnya kata demi kata seperti yang dibacakan oleh guru tersebut. Penerjemahan tersebut dapat dibuat sedemikian rupa dengan tujuan agar santri dapat belajar tata bahasa secara langsung disamping mengetahui arti kitab-kitab itu.