K.H Abdullah Attarmasie; Penyambung jejaring Ulama Nusantara dengan Tanah Hijaz

0
1197

Silsilatu Arrasail Attarmasiyah (5)

Ketika menyebut nama K.H Abdullah Attarmasie, tentu langsung terlintas dalam pikiran putra-putra terbaik beliau yang menjadi generasi emas pondok Tremas. Sebut saja K.H Muhammad Mahfudz Attarmasie, K.H Ahmad Dahlan Attarmasie, K.H Dimyati Attarmasie, K.H Abdurrozzaq Attarmasie.

Kehebatan putra-putra beliau tentu menjadi pertanda bahwa K.H Abdullah Attarmasie merupakan seorang alim alamah dan pendidik handal . Bukti primer bisa kita baca dalam tarjamah yang tersebar melalui kitab Kifayatul Mustafid Lima ‘Ala Minal Asanid tahqiqan Syeikh Yasin Alfadani tertulis bahwa K.H Muhammad Mahfudz Attarmasie mengaji kepada ayah beliau kitab fiqh dasar seperti Fathul Qarib, Alminhajul Qawim hingga fiqh tingkat lanjut berupa Fathul Muin, Syarhu Minhaj. Selain itu juga mengaji kitab Tafsir Jalalain dan Syarah Hikam li Syarqowi.

Bukti pendukung bahwa beliau pendidik handal selain kajian kitab yang diajarkan adalah dibawanya putra-putra beliau ke tanah Hijaz untuk memperdalam keilmuan yang dimiliki. Hingga beberapa tahun kemudian putra-putra beliau menjadi penyambung mata rantai keilmuan ulama Nusantara dengan Tanah Hijaz.

Selain putra-putra beliau menjadi penyambung rantai keilmuan sebagaimana data yang telah beredar. Beberapa waktu lalu, kami mendapatkan data penting seputar K.H Abdullah Attarmasie bahwa beliau sendiri merupakan salah satu generasi emas jejaring Ulama Nusantara dengan Tanah Hijaz. Bukti ini bisa dilihat dalam Manuskrip yang berada di Ndalem K.H Soleh Tambakagung.

Manuskrip ini berjumlah sekitar 6 halaman yang berisi catatan atau taqrirat K.H Soleh Tambakagung ketika mengaji kepada K.H Abdullah Attarmasie. dalam beberapa manuskrip yang ada , K.H Soleh Tambakagung menyebut K.H Abdullah Attarmasie dengan Kyai Pacitan Anom dan Mas Tuan Haji Abdullah dan menyebut K.H Abdul Mannan dengan Kyai Pacitan Sepuh

Di dalam salah satu halaman manuskrip ini, pada bagian bawah kiri tertulis sebuah catatan bahwa kitab taqrirat K.H Soleh Tambakagung ini beliau dapatkan dari Kyai Pacitan yang bernama Mas Tuan Haji Abdullah kemudian dari gurunya Syekh Hasbullah yang berasal dari tanah arab.

Dari beberapa data dan wawancara yang kami lakukan, terdapat kesimpulan bahwa Syekh Hasbullah yang dimaksud ini adalah Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah (1233-1355 H) pengarang kitab Arriyadhul Badiah Fi Ushuluddin Wa Ba’dhi Furu’issyariah. Maka Secara eksplisit juga Syekh Hasbullah adalah guru dari K.H Abdullah Attarmasie.

Perlu diketahui bahwa Syekh Hasbullah adalah guru dari para generasi emas Ulama Nusantara yang belajar di tanah Hijaz. Sebut saja diantaranya Syekh Nawawi al-Bantani yang memiliki syarah atas kitab gurunya tersebut berupa kitab Tsimar Alyaniah ‘Ala Alfazh Riyadhul Badiah, Kemudian Syeikh Muhammad Khalil al-Bangkalani. Dua ulama ini sudah sangat terkenal sebagai penyambung jejaring Ulama Nusantara dengan Tanah Hijaz. Selain beliau berdua, bisa dipastikan bahwa K.H Abdullah yang bersamaan mengaji kepada Syekh Hasbullah adalah salah satu penyambung jejaring Ulama Nusantara dengan Tanah Hijaz

Attarmasie, 8 Mei 2024 M/ 30 Syawal 1445 H
Lajnah Turats Attarmasie