Ini Penampilan Santri Tremas Dahulu, Anda yang Mana?

0
3023

Tremas – Bersyukurlah kita diciptakan menjadi seorang santri. santri yang mau dan ikhlas menimba ilmu di pesantren merupakan generasi pilihan Allah SWT.

Sulit dibayangkan seseorang harus berpisah dari keluarga selama bertahun-tahun dan memilih tinggal bersama komunitas baru untuk sebuah cita-cita besar, yakni menegakkan kalimat Allah.

Berbicara tentang santri, beberapa jam lalu di media social facebook “Alumni Pondok Tremas “ramai diperbincangkan mengenai penampilan santri zaman dahulu sebelum era milennium tahun 2000. Salah satu alumni berakun Afdien Babalie mengunggah fhoto kenangan saat pernah menjadi santri Pondok Tremas.

Fhoto ini menampilkan 19 orang santri putra memakai seragam pondok, baju batik dan celana panjang hijau. Penampilan mereka sangat sederhana, khas santri zaman dahulu dan belum kekinian. Mereka pun belum mengenal fhoto gaya selfie seperti yang tengah popular saat ini.

Beragam komentar ditulis oleh para alumni mengenai kapan dan dimana fhoto itu diambil, “Seingetku ini bukan madrasah. Tapi di depan Perpustakaan Attarmasie (PA),” tulis akun Edi Santoso, mengoreksi tempat diambilnya fhoto itu.

“Zaman ku kuwi kelasku. Mumtaz B thn (92/93),” kata alumni berakun Muhamad Facrudin mengingat tahun diambilnya fhoto itu. kemudian dijawab oleh akun Putra Al-Ikhlas Haidar Fahmi,” itu angkatan 95/96, angkatan nisfun Nishfun Nahar, karo kembar Soko boyolali,” ujarnya.

Sedangkan akun Saivul Nauva bercanda dan menulis “Kanan dw koyone mantan kejung,hahaha,”. Komentar semakin gayeng dengan tulisan dari alumni berakun Om Ridho “Tarjo alias sinyo iseh panggah ayu gak yoo,”. Disusul akun Mbahkour Tetuko yang menulis “Pager taman biyen sing gawe aku iku th 89,” mengingat tahun pagar taman dibuat oleh teman seangkatanya.

Beragam komentar ini mengingatkan bagaimana asiknya menjadi seorang santri. Lingkungan santri memang menyimpan sejenis ”life style” atau gaya hidup. Misalnya, santri berambut gondrong tapi ke mana-mana bersarung, berkopiah, dan membawa kitab kuning serta santri yang gemar menghafal Syair nadham kitab. Ada pula istilah ”santri kalong”, ”santri hobi ziarah kubur”, hingga santri berjuluk abdul buthun dan masih banyak lagi sebutan yang disandang oleh para santri.

Mondok itu asyik, Mondok itu kekenian, Mondok itu memorable,” masihkah anda ragu untuk menjadi santri?