Beginilah Sejatinya Orang Berilmu Menurut Gus Amak

0
1214
Pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, KH Hammad Al-Alim Harist Dimyathi
Pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, KH Hammad Al-Alim Harist Dimyathi

Pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, KH Hammad Al-Alim Harist Dimyathi atau Gus Amak mengatakan saat ini banyak orang yang baru mempunyai sedikit ilmu tetapi sudah sombong. Menurutnya, sejatinya orang yang berilmu adalah yang mampu mengedepankan adab dan etika.

“Sekarang orang yang ilmunya baru seukuran sebutir padi  saja sudah merasa dirinya menjadi orang hebat. Orang yang baru mengislamkan satu orang saja tetapi sudah memberi tahu masyarakat bangsa Indonesia,” katanya.

Penegasan tersebut disampaikan saat acara Doa Bersama dan Mujahadah Dies Maulidiyah Ma’had Aly Al-Tarmasi ke-15 bersama keluarga besar Perguruan Islam Pondok Tremas dan Masyarakat Desa Tremas di halaman gedung vokasional pondok setempat, Kamis, (12/01/2023).

Diceritakannya, zaman dahulu Kiai Umar Syahid atau dikenal dengan Mbah Umar Tumbu Pacitan pernah mengislamkan ribuan orang, akan tetapi banyak yang tidak mengetahuinya. Karena memang dahulu Mbah Umar tidak ingin dikenal oleh masyarakat.

“Kalau kita sadar dan kita termasuk orang yang dididik dalam dunia akademik pendidikan seperti di Ma’had Aly pasti faham akan hal itu,” imbuhnya.

Gus Amak menyampaikan, sebenarnya orang yang paling hebat adalah orang yang selalu mengatakan ‘La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzolimin’ di setiap waktunya. Menurutnya, semua wiridan itu hebat, tetapi itu merupakan yang lebih hebat. Secara tidak langsung kalimat itu merupakan pengakuan manusia yang selalu lemah di hadapan Allah SWT.

“Itu wiridan yang luar biasa. Bahkan Allah sangat mencintai jika ada santri yang selalu mengamalkan wiridan itu,” jelasnya.

Dirinya menyampaikan, jika ada profesor yang berilmu tinggi dan selalu mengamalkan wirid itu, insyaallah akan mendapatkan keistimewaan dan kecintaan dari Allah SWT.  Akan tetapi sekarang banyak orang memiliki gelar tinggi tetapi gemar melakukan tindakan tercela.

“Sekarang itu aneh, gelar doktor kok suka mencuri, ghosob. Selesai mereka dihadapan Allah SWT dan tiada artinya gelar itu lagi,” tandasnya.