Tim Media Tremas Asah Bakat Menulis Bersama NU Online Jatim

0
1280

Pacitan- Sebagai upaya meningkatkan kualitas anggota media dan jurnalistik, Pondok Tremas Pacitan mendelegasikan tiga anggota dari tim media, Anwar Sanusi, Muhdori Ahmad, dan Seftyan Afat mengikuti kelas jurnalistik yang dihadiri oleh Pemimpin Redaksi (Pemred) NU online Jatim, Syaifullah Ibnu Nawawi, Ahad (02/02/222).

Kegiatan ini dilaksanakan di taman alun-alun Kabupaten Pacitan dengan menghadirkan beberapa penulis dari perwakilan Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama (NU) dan juga penulis dari pondok pesantren yang ada di Kabupaten Pacitan.

Pria asal Jombang tersebut menyempatkan diri untuk berkunjung ke Pacitan dan ingin bertemu dengan para penulis yang pernah berkontribusi di NU Online Jatim.

“Sehabis muktamar saya mau ke Pacitan pingin kumpul-kumpul dengan teman penulis Pacitan yang sudah berkontribusi untuk Nu Online,” ungkap pria berdarah Probolinggo tersebut.

Alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya tersebut menjelaskan banyaknya potensi sekitar yang bisa ditulis, oleh karenanya tidak ada alasan lagi untuk tidak bisa menulis. Tentunya dengan meningkatkan kepekaan dan semangat untuk menulis.

“Kegiatan banom dan lembaga NU tidak pernah sepi, kemudian banyak juga tokoh-tokoh inspiratif. Itu semua ialah hak yang dapat kita tulis,” jelasnya

Pria yang masih aktif mengisi Majalah Nasional milik NU, Majalah AULA tersebut juga membagikan beberapa langkah untuk memudahkan kita dalam menulis hanya dengan smartphone sederhana tanpa bantuan alat lainnya. Ia juga menjelaskan tata cara penulisan mhlaiydari perencanaan hingga menyebarkan berita.

“Untuk menulis kita tidak memerlukan laptop yang mahal, bahkan bisa menggunakan smartphone yang kita punya. Jadi tidak ada alasan untuk tidak menulis lagi,” terangnya

Sementara itu, peserta perwakilan dari Pondok Tremas, Muhdori Ahmad berharap, dengan adanya kelas jurnalistik ini dapat menambah minat literasi dan mengembangkan kualitas santri.

“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, santri yang notabenenya selalu terkurung di pesantren akan berkembang jika mengikuti kegiatan ini,” pungkasnya.

Penulis: Anwar Sanusi

Editor: Zaenal Faizin