Santri Formatik Gelar Pembinaan Anak Usia Dini

0
912

Pacitan- Forum Santri Al Tarmasi Timur Kota (Formatik) mengadakan pembinaan anak usia dini. Melalui kegiatan ini perempuan dapat meningkatkan kemampuanya dalam mendidik anak dan memperkenalkan kepada masyarakat betapa pentingnya pendidikan islam sejak dini. Sejumlah tips dan trik pun disampaikan agar mampu menerapkan konsep pendidikan islam kepada anak dalam lingkup keluarga.

“Setiap anak itu terlahir dalam keadaan suci, anak di masa depan akan menjadi apa tergantung pada orang tuanya,” ujar muhadir (dosen) Ma’had Aly Al Tarmasi, Tri Purwanto dalam acara pembinaan dan halalbihalal santri FORMATIK dengan masyarakat Dusun Klagen, Desa Mantren, Kecamatan Kebonagung, Sabtu (07/05/2022).

Menurut alumni Universitas Ibnu Thufail Maroko itu menyebutkan bahwa terdapat 5 kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Kelima kebutuhan itu diantaranya, Pertama adalah Hifdz ad-din (memelihara agama) dengan beribadah. Hal ini juga berlaku untuk memahamkan anak terhadap pengetahuan agama. Kedua adalah Hifdzun Nafs (menjaga jiwa) dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Ketiga adalah Hifdz al-‘Aql dengan memberikan pengetahuan agama ke anak. Sedangkan anak yang bodoh akan dicemooh oleh lingkungan sosialnya. Keempat adalah Hifdzu Mal (Melindungi Harta) dengan harta manusia dapat bertahan hidup, seorang hamba menjadi bertaqwa. Kelima adalah Hifdzu Nasab (Melindungi Keturunan), maka keturunan harus diarahkan ke pendidikan islam untuk mendidik hati dan akal.

“Ketika mengukur keshalehan anak, maka lihatlah ibunya. Seperti yang dikatakan Kyai Haji Maimun Zubair,” kata pengurus Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kabupaten Pacitan tersebut.

Ia menuturkan, dalam bingkai islam terdapat tiga jenjang pendidikan yaitu, ta’lim, ta’dzib, dan tarbiyah. “Ta’lim adalah mengenal dan memahami dengan benar. Ta’dzib yaitu melatih, memberi tindakan, dan mendisiplinkan. Tarbiyah yakni komplek dan terstruktur,” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan berbagai macam problematika yang akan dialami ketika menginjak usia remaja. Disamping itu ia juga menyampaikan berbagai solusi yang bisa dilakukan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

“Diantara solusinya, yaitu mengurangi rutinitas, sering berdiskusi/mendengarkan ceramah tentang pendidikan anak, menambah jam pendidikan extra, dan memasukan anak ke pondok pesatren,” tandasnya.

Adapun peserta yang mengikuti kegiatan pembinaan ini berjumlah 50 orang diantaranya Kepala Desa Mantren, Kepala Dusun Klagen, Rt dan Rw, serta anggota muslimat dan Fatayat di daerah setempat.

Redaktur : Zaenal Faizin