Guru Besar UGM Ungkap Data Penting Sosok KH Abdul Manan Dipomenggolo

0
2625
Guru Besar UGM Prof.Sangidu bersama KH Luqman Harits

Tremas- Ketokohan pendiri pertama Pondok Tremas simbah KH Abdul Manan Dipomenggolo, sebagai generasi pertama pelajar Indonesia di Al Azhar Mesir terus menarik perhatian kalangan pesantren. Tak terkecuali para kiai pimpinan pesantren Muadalah se-Indonesia.

Mereka melakukan silaturrahim sekaligus napak tilas tempat kelahiran Kiai Abdul Manan di Tremas. Ahad (13/2). Diantara rombongan kiai itu terdapat nama Guru Besar Bidang Sastra Arab Modern Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Prof. Sangidu.

Prof Sangidu memendam keinginan sowan ke Tremas sejak duabelas tahun silam. Keinginan itu baru terwujud saat ini bersamaan dengan kegiatan Silatnas Forum Komunikasi Pesantren Muadalah (FKPM) di Pacitan.

“Karena pada waktu kami hendak mencetak buku ‘hubungan Indonesia-Mesir, terdapat nama Pondok Pesantren Tremas dan pendirinya.KH Abdul Manan Dipomenggolo adalah orang pertama yang bisa menjebol dan berburu ilmu di universitas Al-Azhar Cairo Mesir,” ucap alumni Pondok Pesantren Modern Pabelan Muntilan Jawa Tengah itu.

Ia menjelaskan bahwa KH Abdul Manan Dipomenggolo atau Bagus Darso sudah menimba ilmu di Mesir sejak tahun 1850 lalu.

“Tahun 1850 M beliau bertemu dengan grand syeikh ke 19 Al Azhar, syekh Ibrahim Al Bajuri. Sekarang grand syeikh Prof. Dr. Ahmad Toyib ini adalah yang ke 44. Maka dengan ini saya ada buku yang di dalamnya terdapat sejarah beliau.” Imbuhnya.

Para Kiai Pimpinan Pesantren Muadalah saat bersilaturhim di Pondok Tremas

Dalam penyusunan bukunya, ia bersama tim mencari manuskrip berbagai bahasa, mulai bahasa Arab hingga bahasa Belanda untuk mengetahui awal hubungan Indonesia dengan Mesir. Ditemukan arsip bahasa asing yang didalamnya terdapat nama Pondok Pesantren Tremas dan KH Abdul Manan Dipomenggolo.

Sementara itu, pengasuh Pondok Tremas yang sekaligus Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi Pesantren Muadalah KH Luqman Harits Dimyathi mengamini penjelasan dari Prof. Sangidu tersebut.

“Ada penjelasan dari sosok yang saya anggap penting, ia adalah Prof. Sangidu seorang penulis sejarah tentang tokoh Indonesia pertama kali yang belajar di Al Azhar Cairo-Mesir,” ucap Kiai Luqman.

Diketahui,  para pengasuh pesantren asal Indonesia telah mengadakan rihlah muadalah dengan grand syeikh dan rektor universitas Al-Azhar pada bulan november lalu. Berikut ini merupakan upaya untuk mempermudah para santri untuk belajar di Al Azhar.

“Insyaallah, kalian akan kami mudahkan untuk belajar di al azhar. Tidak hanya kalian pondok Tremas tetapi juga pesantren se-Indonesia,” imbuhnya.

Silatnas FKPM kali ini dihadiri oleh pimpinan pesantren darj unsur salafiyah dan modern. Mereka membahasa berbagai hal terkait pengembangan dan tantangan pesantren pada masa depan.

Penulis: Anwar Sanusi
Redaktur: Zaenal Faizin