Kurikulum Ma’had Aly Harus Berwawasan Kebangsaan dan Nasionalisme

0
2177

Jakarta- Dalam Halaqoh Nasional Penyusunan Kerangka Kurikulum Ma’had Aly dengan menggandeng Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU, Kamis (2/6) di The Media Hotel Jakarta, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan bahwa Ma’had Aly harus memperkuat diri dengan wawasan keindonesiaan. Karena selama ini pesantren berhasil mengembangkan nasionalisme yang kuat.

Sebab itu menurut Menag, Ma’had Aly sebagai representasi pesantren harus memperkuat wawasan keindonesiaan selain kemampuan membaca dan memahami kitab kuning. Hal ini akan memperkuat wawasan kebangsaan kepada para lulusannya.

“Saya melihat lembaga pesantren di mana Ma’had Aly berada mempunyai peran dan tanggung jawab dalam menghadapi era global sekarang ini. Oleh sebab itu, eksistensi Ma’had Aly merupakan upaya menjawab tantangan tersebut,” tutur Menag.

Selain itu, Menag juga mengusulkan agar kerangka kurikulum Ma’had Aly mampu mengintegrasikan ilmu-ilmu sosial. Sebab kemampuan menganalisis sosial akan menjadikan lulusan Ma’had Aly dapat memetakan kondisi masyarakat sesuai dengan keilmuan agama yang diperoleh.

“Dengan dasar itu, lulusan Ma’had Aly akan selalu relevan dengan perubahan sosial dan perkembangan zaman,” tegas Menag.

Didampinggi beberapa pejabat di lingkungan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Menag menjelaskan bahwa Ma’had Aly bukan hanya lembaga pendidikan tinggi pesantren yang mengkaji beberapa keilmuan agama, tetapi juga mempunyai tugas menjaga tradisi baik yang dikembangkan oleh para pendahulu.

“Pendahulu kita tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga wawasan kebangsaan. Oleh karena itu, kerangka kurikulum bisa diarahkan pada penguatan wawasan kebangsaan dan keindonesiaan selain kitab-kitab klasik,” terang Menag.

Menag juga menegaskan bahwa pemerintah tidak bermaksud mengintervensi kewenangan Ma’had Aly, tetapi hanya memberikan masukan sesuai dengan perkembangan zaman yang terus deras mengalami perubahan.

“Saya melihat lembaga pesantren di mana Ma’had Aly berada mempunyai peran dan tanggung jawab dalam menghadapi era global sekarang ini. Oleh sebab itu, eksistensi Ma’had Aly merupakan upaya menjawab tantangan tersebut,” tutur Menag.

Hadir beberapa tokoh penting dalam halaqoh ini diantaranya, Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, Wakil Ketua Umum PBNU KH M Maksoem Mahfoedz, Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas’udi, Ketua PP Lakpesdam PBNU H Rumadi, Sekretaris Lakpesdam PBNU H Marzuki Wahid, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag H Mohsen, A’wan PBNU Hj Sri Mulyati, dan beberapa pimpinan Ma’had Aly. (NU Online)