Hubungan Tiga Masyayikh; Attarmasie, Tebuireng dan Jogja

0
1149
Catatan Kolofon Simbah Guru K.H Dimyathi pada lembaran Terakhir kitab beliau
Catatan Kolofon Simbah Guru K.H Dimyathi pada lembaran Terakhir kitab beliau

Silsilatu Rasail Attarmasiyah (1)

Selama bulan Ramadhan ini, kami dari Lajnah Turats Attarmasie memulai untuk merawat dan meneliti beberapa kitab yang tersimpan dalam beberapa lemari di Ndalem Soko Papat Simbah Guru Dimyathi dan Ndalem tengah KH Habib Dimyathi. Penelitian awal yang kami lakukan adalah dengan memilah dan mendata manuskrip yang memiliki catatan penting tentang khazanah Turats Attarmasie.

Alhamdulillah, Banyak manuskrip dan kitab yang kami dapatkan dengan keadaan yang masih terawat rapi. Salah satunya adalah kitab yang terdapat di Ndalem tengah KH Habib Dimyathi yakni kitab Tafsir Baydowi yang tertulis dihalaman awal milik Simbah Guru KH Dimyathi.

Dalam kitab tersebut, ketika kami membuka halaman terakhir, terdapat sebuah catatan yang menceritakan hubungan dekat antara beliau Simbah Guru Dimyathi dengan KH Hasyim Asy’ari Tebuireng dan KH Baqir aljogjawi.

Dalam catatan tersebut beliau mencatat bahwa KH Hasyim Asy’ari -dengan menyebutkan gelar Al’alamah Assyyaikh- pernah mengirim surat kepada beliau Simbah Guru KH Dimyati perihal kitab Tafsir Baydowi lebih baik daripada kitab Tafsir Aljarir Attobbari.

Pada paragraf selanjutnya beliau juga mencatat bahwa KH Baqir aljogjawi -dengan menyebutkan gelar Al’amah Assyyaikh-
pernah mengirim surat dari Makkah pada tahun 1326 H perihal kitab, tertulis:
Bahwa _Hasyiyah Syihab terhadap Tafsir Baidhawi itu sepuluh kali lipat lebih utama daripada hasyiyahnya Syaikh Zadah (Muhammad bin Mustafa al-Qujawi).

Keduanya merupakan hasyiyah terhadap Tafsir Baidhawi, yg pertama dikenal sebagai Hasyiyatussyihab ala Tafsir Albaidhawi atau Inayatul Qadhi wa Kifayatul Radhi ‘ala Tafsir Albaydhawi. Yang kedua, sebagai Hasyiyat Muhyiddin Syaikh Zadah

Dari catatan yang ada dalam manuskrip ini, menunjukkan bahwa hubungan erat masih terjalin -khususnya dalam permasalahan keilmuan- antara Tiga Masyayikh; Attarmasie, Tebuireng dan Jogja yang mana notabenya, beliau bertiga juga merupakan murid Syaikh Muhammad Mahfudz Attarmasie ketika masa belajar di Makkah Al-Mukarramah.

نفعنا الله بهم و بعلومهم في الدارين، آمين.

Attarmasie, 8 April 2024 M/ 29 Ramadhan 1445 H