Memetik Hikmah di Balik Musibah

0
1463

Terkadang sebagian orang apabila ditimpa musibah sering mengeluh bahkan menyalahkan kepada sang pencipta bahwa hidup ini tidak adil.

Musibah bisa datang dalam berbagai bentuk yaitu bisa berupa sakit, hartanya habis, orang yang disayanginya di panggil oleh yang maha kuasa, susah mencari penghidupan (kemiskinan) dan lain sebagainya.Yang jelas bila sesuatu itu tidak mengenakan dirinya itulah yang dinamakan musibah.

Dalam pandangan al-Qur’an, musibah-musibah adalah merupakan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Taqdir yang telah digariskan oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam surat at-Taubat ayat 51:
قُلْ لَنْ يُصِيْبَنَا إلاَّ مَا كَتَبَ اللهُ لَنَا هُوَ مَوْلاَنَا وَعَلَى اللهِ فَاْليَتَوَكَّلِ اْلمُؤْمِنُوْنَ
“Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal”

Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa, setiap peristiwa yang terjadi semuanya telah digariskan Allah SWT . Dan hanya kepada Allah SWT , kita berlindung.

Inilah hidup dimana siapapun mau ataupun tidak mau pasti akan mengalami musibah tersebut karena Allah SWT ingin menguji kepada kita siapa yang paling bagus amalnya. Siapa yang tahan uji maka dialah berhak menyandang gelar pemenang dalam pandangan alloh swt dan berhak mendapatkan apa yang telah dijanjikan olehNya.

Bagaimana caranya agar kita bisa menjadi pemenang dalam setiap musibah? Kuncinya hanya satu yaitu sabar. Secara etimologi Sabar berasal dari bahasa arab yang berarti menahan atau mencegah. dari sini kita bisa menafsirkan bahwa sabar adalah menahan diri dari sifat-sifat yang buruk seperti keluh kesah, emosi serta meneguhkan hati untuk selalu berada pada koridor-koridor yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Nasehat sabar bukan saja ditujukan kepada orang yang ditimpa musibah saja akan tetapi kepada orang-orang yang mungkin dalam anggapan kita sedang bergelimang dengan kesenangan.

Belajar dari sebuah musibah yang menimpa salah seorang santri Pondok Tremas, marilah kita doakan semoga saudara kita yang telah dipanggil oleh Allah dalam sebuah musibah ini adalah meninggal dalam keadaan syahid.

Bagaimana pun juga salah satu tujuan Allah mewafatkan mereka dalam musibah adalah untuk mewafatkan mereka dalam kondisi mati syahid. Karena mereka yang meninggal dalam kondisi mati kejatuhan reruntuhan, tenggelam, terbakar, melahirkan, mati dalam merasakan sakit perut adalah masuk dalam kategori mati syahid, selama mereka mengalami naza’ (syakarotul maut) dengan tetap teguh memegang keimanan kepada Allah SWT.