Habib Umar Muthohar Dorong Jamaah Baca Kisah Para Ulama

0
1603

Pacitan – Dalam Peringatan Maulidurrosul dan Haul Syaikh Abdul Qodir Al Jilani di Pesantren Salafiyah Al Falah Karangrejo, Arjosari, Pacitan, Jumat malam (22/1). Habib Umar Muthohar dari Semarang, Jawa Tengah menuturkan, membaca kisah para ulama dapat mencerahkan hati. Karena kisah-kisah ulama mengandung keteladanan yang dapat memberikan semangat dalam kehidupan.

” Kisah para wali, orang solih, dan para ulama akan menjadi tentara untuk membuka hati kita,” kata Habib Umar.

Habib umar menjelaskan, dibalik kisah para orang solih dan ulama terdapat hikmah yang dapat dipetik. Membaca kisah ulama bermanfaat sebagai obat bagi hati yang gundah, sumber keceriaan, dan penyejuk jiwa.

” Bila kita malas beribadah, bacalah kisah orang solih ahli ibadah, bila kita malas bekerja, bacalah kisah orang hebat yang sukses. Karena itu semua dapat menggugah jiwa kita,” kata Habib memberi semangat.

Allah SWT  dalam kitab suci-NYA Al Quran,  menceritakan kepada Nabi muhammad SAW tentang kisah-kisah para nabi terdahulu yang dikenal gigih berjuang dalam menjalankan perintah Allah SWT. Agar nabi muhammad semakin mantap dalam mengemban risalah kenabianya.

” Nabi muhammad saja yang merupakan kekasih Allah masih diceritakan tentang kisah pendahulunya. Apalagi kita yang hanya umatnya,” Jelasnya.

Membaca dan mempelajari perjalanan hidup Nabi melalui pembacaan Maulid dan Shalawat merupakan pintu berkah menuju kebahagiaan. Bahkan kebahagiaan seseorang tergantung pada sejauh mana ia mengikuti petunjuk-petunjuk Nabi Muhammad SAW.

” Ingin bahagia, pelajari dan ikuti jejak orang solih dan para ulama. Sebab mereka pasti bersambung dengan Rosulullah Muhammad SAW,” pungkasnya.

Peringatan Maulidurrosul dan Haul Syaikh Abdul Qodir Al Jilani diisi dengan Tahtimul Qur’an, pembacaan tahlil dan Manaqib serta pembacaan Shalawat bersama Grup Ahbabul Mustofa, Madiun.

Selain dihadiri ribuan warga nahdliyin Pacitan, acara juga dihadiri oleh para kiai seperti, KH Umar Syahid, KH Faqih Sujak, KH Mahmud dan Kiai Muhammad Aminudin, Kiai Sardi dan Kiai Rizal Al Hafidz.