Tremas: Sejarah berdirinya Pondok Tremas hingga berkembang pesat seperti sekarang ini tidak bisa lepas dari sebuah desa yang bernama Semanten. desa yang terletak dipinggiran pusat pemerintahan kabupaten pacitan ini menjadi saksi awal mula Pondok Tremas didirikan pada tahun 1830 atau hampir dua abad lalu.
Saat itu pacitan dipimpin oleh seorang Bupati yang bernama Jagakarya I (Tahun 1826), agama Islam di Pacitan mulai tumbuh dan berkembang pesat. tiga tahun kemudian putra dari R.Ngabehi Dipomenggolo Demang Semanten yang bernama Raden Bagus Darso kembali dari perantauan menjadi santri di Pesantren Tegalsari Ponorogo di bawah asuhan Kyai Hasan Besari.
Sekembalinya dari pesantren tegalsari, Raden Bagus Darso dibawah bimbingan ayahnya mulai merintis dan mendirikan sebuah pesantren di desa Semanten (Tahun 1830), Namun setelah kurang lebih satu tahun, Raden Bagus Darso memutuskan untuk memindahkan pesantrenya ke daerah desa Tremas.
Raden Bagus Darso setelah dewasa mempunya nama lain KH. Abdul Manan. Sejak kecil beliau sudah terkenal cerdas dan sangat tertarik terhadap masalah keagamaan. Dalam masa remaja beliau dikirim oleh ayahnya ke Pondok Pesantren Tegalsari Ponorogo.
Selama di sana, beliau selalu belajar dengan rajin dan tekun. Karena ketekunan, kerajinan dan kecerdasan yang dibawanya sejak kecil, maka kepandaian R. Bagus Darso dalam menguasai dan memahami ilmu yang di pelajarinya melebihi kawan-kawanya. Setelah Bagus Darso merasa cukup ilmu yang beliau peroleh di Pondok Pesantren Tegalsari Ponorogo, akhirnya beliau kembali ke desa Semanten.
Di Desa semanten inilah beliau mendirikan sebuah Masjid sebagai sarana ibadah dan pengajian. Pengajian yang diselenggarakanya sudah barang tentu bermula sangat sederhana. Karena semenjak di Pondok Tegalsari beliau di kenal sebagai seorang yang tinggi ilmunya, maka banyaklah orang pacitan yang mengaji pada beliau.
Dari sinilah kemudian di sekitar masjid didirikan Pondok untuk para santri yang datang dari jauh. Namun beberapa waktu kemudian Pondok tersebut pindah ke Desa Tremas setelah oleh ayahnya beliau dinikahkan dengan putri Demang Tremas Raden Ngabei Honggowijoyo. Sedangkan Raden Ngabei Ronggowijoyo itu sendiri adalah kakak kandung Raden Ngabei Dipomenggolo.
Di antara faktor-faktor yang menjadi penyebab perpindahan KH Abdul manan dari Semanten ke Desa Tremas, yang paling pokok adalah pertimbangan kekeluargaan yang dianggap lebih baik beliau pindah ke Tremas. Pertimbangan tersebut adalah karena mertua dan istri beliau menyediakan daerah yang jauh dari keramaian dan pusat pemerintahan, sehingga merupakan daerah yang sangat cocok bagi para santri yang ingin belajar dan memperdalam ilmu agama.
Berdasarkan pertimbangan itulah maka kemudian beliau memutuskan pindah dari semanten ke Tremas dan mendirikan Pondok Pesantren yang kemudian dikenal dengan Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan hingga sekarang.
KH Abdul Manan tidak menggunakan nama pesantrenya dengan istilah bahasa arab, namun tetap menggunakan nama Desa Tremas sebagai nama pesantrenya. Demikianlah sedikit sejarah berdirinya Pondok Tremas yang dipelopori oleh KH Abdul Manan pada tahun 1830 M.
Keterangan Photo : Masjid Baitul Millah, Masjid desa Semanten tempat pertama kali pondok Tremas didirikan.