KH Abdul Manan Dipomenggolo merupakan sosok yang berjasa besar bagi Pondok Pesantren Tremas dan umat Islam Indonesia pada umumnya. Ia pendiri pertama Pondok Tremas Pacitan pada tahun 1830.
Saat remaja, Kiai Abdul Manan belajar kepada KH Hasan Besari, Tegalsari Ponorogo, Jawa Timur. Usai mencari ilmu, ia mendirikan masjid dan pesantren di daerah Semanten Pacitan. Setelah berkeluarga dengan salah satu putri demang Tremas, ia kemudian memindahkan pesantrennya di Desa Tremas dan jadilah sampai sekarang Pondok Tremas Pacitan.
Pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan KH Luqman Harist Dimyathi saat membacakan manaqib dalam rangka peringatan haul pendiri pesantren tersebut di area pemakaman masyayikh Pesantren Desa Semanten Pacitan, Selasa (26/08) sore, menjelaskan profil singkat KH Abdul Manan Dipomenggolo.
Menurut Gus Luqman, sapaan akrabnya, pada tahun 1850-an telah ada komunitas bangsa Indonesia yang bertempat tinggal di Ruwaq Jawiy di Al-Azhar Kairo Mesir. Kiai Abdul Manan adalah generasi pertama orang Indonesia yang belajar di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir. Di sana ia berguru pada Syaikh Ibrahim Al-Bajuri.
“Dalam kitab Al-Ulama’ Al Mujaddidun karya Kiai Maimoen Zubair Sarang Rembang, Kiai Abdul Manan adalah salah seorang ulama Ahlussunnah yang pertama kali membawa, mengaji dan mempopulerkan kitab Ithaf Sadat Al-Muttaqin, yaitu syarah dari kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam al-Ghazali,” tambah Kiai Luqman Harist yang juga Wakil Ketua Tanfidziah PWNU Jawa Timur itu.
KH. Abdul Manan merupakan salah satu ulama yang menjadi salah satu pionir terbentuknya jaringan ulama Nusantara karena dari beliaulah lahir beberapa generasi salah satunya adalah Syaikh Mahfudz Attarmasi yang kelak menelurkan para murid di antaranya KH. Hasyim As’ari KH. Wahab Hasbullah dan KH. Bisri Syamsuri, yang kelak mendirikan Nahdlatul Ulama di tahun 1926. Ketiga kiai ini merupakan murid Syeikh Mahfud yang paling terkenal karena keilmuan dan kiprahnya di Indonesia.
Selain syaikh mahfudz, KH. Abdul Manan juga memiliki generasi yang membanggakan di antaranya adalah KH. Dimyati yang mempunyai banyak murid yang kelak menjadi ulama berpengaruh. Di antarnya KH. Ali Maksum Krapyak, KH. Muslih Abdurrohman Mranggen, KH. Abdul Hamid Pasuruan, Prof. Mukti Ali dan ulama lainya.
Selanjutnya KH. Abdurrozak yang menjadi Mursyid Thoriqoh Syadziliah yang mempunyai ribuan pengikut hingga saat ini serta yang terakhir KH. Dahlan yang menguasai Ilmu Falak yang menjadi menantu dari Kyai Soleh Darat Semarang.
Tidak berlebihan kiranya bahwa banyak yang mengakui sanad keilmuan ulama indonesia banyak diperoleh dari ulama asal Pesantren Tremas Pacitan ini baik secara langsung maupun tidak langsung. (Zaenal Faizin)