Tremas – Figur kiai yang dikenal sebagai sosok manusia yang berilmu, shalih dan ikhlas harus dikenalkan sedini mungkin kepada generasi muda. Sebab jika tidak, mereka tidak akan mempunyai sosok yang menjadi teladan dalam kehidupanya kelak.
Hal Inilah yang dilakukan oleh para alumni Pondok Tremas Pacitan, yang mengikut sertakan putra-putrinya saat melakukan kegiatan sowan-sowan kepada para kiai dan gurunya di Pondok Tremas tercinta.
Para alumni yang melakukan reuni ingin menunjukkan kepada putra-putrinya, bahwa mereka pernah tinggal bersama-sama dengan kiai dalam waktu yang cukup lama di bawah atap pondok pesantren. Keakraban yang terjadi tidak hanya selama proses penddikan. Bahkan hubungan antara keduanya tetap berlanjut hingga mereka menjadi alumni.
Pakem Sami’na Wa Atho’na menjadi akrab dalam bahasa keseharian pergaulan santri dan kiai. Ketundukan dan ketaatan dengan figur kiai, yang ingin diajarkan oleh para alumni kepada putra-putri mereka.
Selain itu, generasi muda ditunjukkan tentang kesederhanaan pesantren. Yang terkenal dengan karakternya kemandirianya, sikap tolong menolong dan suasana pesaudaraan. Pesantren dikenal sebagai tempat pengembangan keterampilan para santri agar siap hidup mandiri dalam masyarakat sesudah mereka tamat dari pesantren.
Efek Kampanye gerakan Ayo Mondok yang digelorakan oleh para pengasuh Pondok Tremas ternyata mampu menggugah para alumni untuk mengajarkan tentang figur kiai dan pesantrenya.