Ngipa, Tradisi Makan Gratis Saat Haul Masyayikh

0
1677

Tremas:  Bagi yang pernah nyantri di Pondok Tremas, tentu tidak asing lagi mendengar kata Ngipa atau Ngirit Pajegan. dalam bahasa resmi pesantren, Ngipa disebut Diafah yang berarti penjamuan atau penghormatan.

Seperti pada kegiatan Haul Masyayikh yang tengah berlangsung ini. Para santri selalu menunggu datangnya tradisi ngipa.

Sebenarnya apa itu tradisi ngipa?  Ngipa ialah istilah makan gratis yang disediakan oleh keluarga pengasuh Pondok Tremas untuk para santrinya saat datangnya kegiatan Haul atau Hari Besar Islam.

Saat mendapatkan makan gratis inilah, para santri tidak perlu mengambil jatah makan di tempat pajegannya (Tempat kos makan). Maka disebutlah dengan istilah Ngipa atau ngirit pajegan.

Makan gratis yang disediakan saat tradisi ngipa dilakukan secara bergantian, Santri tiap asrama akan dipanggil sesuai urutan nama asramanya. Tradisi ngipa bukan hanya dinikmati oleh para santri saja, namun para assatidz dan tamu alumni yang berkunjung ke pondok juga dapat mengikutinya.

Tradisi ngipa pertama kali dipopulerkan oleh salah seorang santri Pondok Tremas kala itu, Almarhum KH Imron Rosyadi. Pria asal Pasuruan yang dikenal Humoris ini menyingkat istilah Makan Gratis dengan sebutan Ngipa.

Pada saat ini sebutan Ngipa telah meluas, tidak hanya terbatas makan gratis pada saat Haul yang berlangsung setahun sekali saja, tetapi juga digunakan untuk menyebut kegiatan makan gratis secara menyeluruh, kapanpun, dimanapun dan diselenggarakan oleh siapapun.