Tawassul Hamba Allah SWT via Rasulullah SAW

0
3606

Semua ibadah, pertobatan, dan juga permohonan makhluk ditujukan kepada Allah SWT sebagai penguasa sekalian alam. Karena bagaimanapun makhluk membutuhkan penerimaan Allah atas amal ibadah, pertobatan, dan doa mereka. Apa artinya sebuah persembahan, pertobatan, dan permohonan tanpa penerimaan?

Agar penerimaan Allah SWT terwujud, tentu semua amal ibadah, pertobatan, dan permohonan berupa doa itu harus memenuhi syarat dan rukun minimal. Penerimaan itu juga diharapkan dapat terwujud bila semua ibadah itu antara lain dilakukan dengan adab dan sunah-sunah (ibadah pelengkap) terkait yang dianjurkan.

Di samping semua itu, kita memerlukan “anak tangga” lainnya agar Allah membuka pintu penerimaan-Nya. Anak tangga ini dalam tradisi keislaman kerap disebut tawassul, semacam perantara atau pengantar yang memudahkan penerimaan Allah SWT.

Perantara ini merupakan sebuah bentuk adab doa. Bahkan Rasulullah SAW sendiri menganjurkan umat Islam untuk bertawassul melalui dalam permohonannya kepada Allah SWT sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini.

توسلوا بجاهي فإن جاهي عند الله عظيم

Artinya, “Jadikanlah pangkatku sebagai perantara hajatmu karena posisiku di sisi Allah sangat mulia.”

Hadits ini dicantumkan oleh Syekh Abdullah As-Syarqawi sebagai penutup karyanya Hasyiyatus Syarqawi alal Hud-hudi. Tawassul juga merupakan bentuk ketawadhuan seorang hamba atas segala kekurangannya di hadapan Allah SWT. Wallahu a‘lam.(NU Online)