Hari lahir Rasulullah SAW berulang setiap tahun. Karenanya, sekali dalam setahun pula masyarakat Indonesia memperingati hari kelahirannya. Berhubung banyaknya jumlah masjid dan mushola, maka maulid tampak diperingati setiap hari. Undangan muludan di desa-desa tetangga berderet antre diumumkan di masjid-masjid. Bukan apa-apa. Hal ini lebih didasarkan pada perbedaan kesiapan panitia muludan setempat.
Semangat masyarakat Indonesia untuk menyelenggarakan maulid, bisa dimaklumi. Karena, Islam memang menganjurkan umatnya untuk merayakan hari kelahiran Rasulullah. Tidak salah kalau pemerintah RI menetapkan hari libur bertepatan dengan jatuhnya hari maulid Rasulullah SAW.
Lalu apa yang mesti dilakukan dalam peringatan maulid Rasulullah SAW. Banyak kegiatan ibadah yang bisa dilakukan dalam kesempatan ini. Demikian diterangkan Sayid Bakri bin Sayid M Syatho Dimyathi dalam I‘anatuttholibin.
قال الإمام أبو شامة شيخ المصنف رحمه الله ومن أحسن ما ابتدع فى زماننا ما يفعل فى كل عام فى اليوم الموافق ليوم مولده صلى الله عليه وسلم من الصدقات والمعروف وإظهار الزينة والسرور فان ذلك مع ما فيه من الإحسان الى الفقراء يشعر بمحبة النبي صلى الله عليه وسلم وتعظيمه وجلالته فى قلب فاعل ذلك وشكر الله تعالى على ما من به من إيجاد رسوله الذى أرسله رحمة للعالمين صلى الله عليه وسلم
Artinya, Imam Abu Syamah (guru penulis) berkata, “Salah satu dari sekian banyak bid‘ah paling hasanah di zaman kita ialah kelaziman yang dibuat masyarakat setiap tahun dalam merayakan harlah Rasulullah SAW berupa sedekah, berbuat ma’ruf, dan bersolek diri atau merapikan desa serta menyatakan kegembiraan. Semua itu berikut perbuatan baik kepada orang-orang faqir, menunjukkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW, keagungan serta kebesaran beliau SAW di hati mereka yang merayakan maulid, dan bentuk syukur kepada Allah atas anugerah-Nya dalam menciptakan seorang Rasulullah yang diutus sebagai rahmat bagi sekalian alam. Semoga Allah melimpahkan sholawat dan salam kepada rasul-Nya SAW.”
Termasuk membaca riwayat hidup Rasulullah SAW, lantunan sholawat, atau puji-pujian untuk beliau dalam pelbagai karya mulai dari Barzanji natsar, Barzanji nazhom, qasidah Burdah, Syarafal Anam, maulid Diba‘i, dan qasidah lainnya. Lazimnya orang Indonesia sedekah melalui pembuatan berkat. Wallahu a‘lam. (NU Online)