Salatiga-Pengasuh Pondok Tremas, KH.KRT.Luqman Haris Dimyathi yang juga Sekjen Forum Komunikasi Pesantren Mu’adalah (FKPM) mendorong kepada para alumni yang mengelola pesantren untuk segera mengurus madrasah di lingkungan pesantrennya menjadi Satuan Pendidikan Muadalah.
Hal itu disampaikan Kiai Luqman dalam halaqah alumni Pondok Tremas pemangku pesantren yang diselenggarakan di Masjid Klenteng Salatiga, Senin (26/01/2022),
Kiai Luqman memberikan motivasi dan semangat kepada para alumni agar tetap istiqamah di jalur pesantren salafiyah yang merupakan cikal bakal keberadaan model pendidikan pesantren di Indonesia.
Spirit yang didengungkan Kiai Luqman, menandai dimulainya upaya untuk membangkitkan kembali visi besar KH Abdul Manan Dipomenggolo, mahasiswa pertama di Al-Azhar dan pendiri Pondok Tremas, membawa pesantren go internasional dan diakui sebagai warisan tak ternilai bagi peradaban dunia.
Untuk diketahui, satuan Pendidikan Muadalah pada pondok pesantren yang selanjutnya disebut satuan pendidikan muadalah adalah satuan pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan oleh dan berada di lingkungan pesantren dengan mengembangkan kurikulum sesuai kekhasan pesantren dengan basis kitab kuning atau dirasah islamiyah dengan pola pendidikan muallimin secara berjenjang dan terstruktur yang dapat disetarakan dengan jenjang pendidikan dasar dan menengah di lingkungan Kementerian Agama.
Dengan telah terbitnya petunjuk teknis izin pendirian Satuan Pendidikan Muadalah, pesantren dan pendidikan di lingkungan pesantren yang menggunakan kurikulum khas pesantren bisa mengajukan penyetaraan hingga kedudukannya seperti pendidikan yang diselenggarakan oleh negara.
Acara yang dihelat secara sederhana dan informal tersebut diakhiri dengan pembentukan Forum Pesantren Alumni Tremas (FPAT) dan rencana akan dilanjutkan safari untuk kegiatan yang sama di tiap Korda IAPT di seluruh Indonesia.
Penulis : Adeahmad
Redaktur : Zaenal Faizin