Mengaku Cinta Ulama, Ziarahlah ke Makamnya

0
3016

Pacitan– Pengasuh Pondok Tremas Pacitan KH Fuad Habib Dimyathi mengatakan, Salah satu wujud cinta kepada para ulama, diantaranya dengan sering menziarahi makamnya. Setidaknya, orang yang sering melakukan ziarah akan terlihat berbeda dengan orang yang tidak biasa melakukan ziarah ke makam para ulama.

“Banyak sekali hikmah dan manfaat ziarah kubur itu. saya haqqul yaqin, orang-orang yang sering ziarah kubur itu jauh berbeda wajahnya, peraupanya, ahwaliahnya (tingkah lakunya) dengan orang-orang yang tidak terbiasa melakukan ziarah kubur,” ungkap Kiai Fuad dihadapan ribuan peziarah dalam acara Haul pendiri pertama Pondok Tremas Almagurlah KH Abdul Manan Dipomenggolo, Senin (1/8) sore.

Ziarah kubur, imbuhnya, merupakan salah satu amaliyah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Sangat tepat sekali apabila tiap hari Kamis dan Jum’at, santri Pondok Tremas Pacitan melakukan ziarah ke makam para sesepuh yang berada di makam Semanten dan di Gunung Lembu. Para santri percaya, para ulama walaupun sudah wafat, namun sejatinya mereka masih hidup disisi Allah SWT.

“Kita yakini, bahwasanya beliau (para ulama) Ahyaun ‘inda robbihim. Kita memang tidak mengetahui bagaimana wujud kongkritnya, apalagi gusti kanjeng Rasulullah SAW bersabda dan memerintahkan kita untuk Fazuuru, berziarahlah,” jelas Kiai Fuad.

Memperingati haul para ulama, seperti Almagfurlah KH Abdul Manan Dipomenggolo, merupakan salah satu cara untuk mengetahui kiprah dan perjuanganya. Kiai Fuad menyebut, Kiai Abdul Manan sebagai peletak batu landasan bagi kebesaran Pondok Tremas Pacitan dan bagi generasi sesudahnya, seperti Kiai Abdullah, Syekh Mahfudz Attarmasi, Kiai Dimyathi, Kiai Ali Mutadho, Kiai Bakri Hasbullah, dan generasi lainya.

“Dari beliau Kiai Abdul Manan, kita akhirnya mengerti mana yang harus dikerjakan, dan mana yang harus kita tinggalkan. Alfadlu lil mubtadi, wa inahsanal muqtadi. Keutamaan itu ada pada beliau (Kiai Abdul Manan) yang mengawali. Sekalipun generasi-generasi penerusnya lebih baik, tapi keutamaan tetap pada yang mengawali, kawitaning-kawitan,” pungkasnya.

Diakhir sambutanya, Kiai Fuad berpesan bahwa prinsip dari kegiatan Haul adalah semata-mata untuk mendoakan para ulama yang telah wafat. Utamanya mendoakan kepada para sesepuh, pendiri dan pengasuh Pondok Tremas Pacitan.

Dzikra Haul KH Abdul Manan Dipomenggolo berlangsung khidmat. Haul yang diperingati ini kurang lebih sudah yang ke-147. Rangkaian acara diisi dengan pembacaan manaqib, pembacaan tahlil, dan ditutup dengan pembacaan doa oleh para kiai, seperti KH Rotal Amin, KH Muhammad bin Kiai Harir, Kiai Ahmad, KH Asif Hasyim dan KH Achid Turmudzi.