Ujian Mental, Santri Baru tidak Tidur Siang Selama Seminggu

0
1867
Ilustrasi kegiatan santri Pondok Tremas

Tremas– Sepekan sejak Iftitahuddirosah (pembukaan tahun pelajaran baru) pada 15 Syawwal lalu, ratusan santri baru yang diterima di Madrasah Salafiyah sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan barunya, Pondok Tremas Pacitan. Lalu bagaimana kegiatan santri baru selama satu pekan ini?

Kebanyakan santri baru merupakan lulusan sekolah menengah pertama dan lulusan SD. Mereka berasal dari berbagai daerah dan berangkat dari latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda pula. Sudah pasti keberadaan mereka membutuhkan bimbingan dari kakak kelasnya. Agar dapat segera menyesuaikan diri denga kultur dan lingkungan pesantren.

Bagi santri baru, dalam sepekan ini mereka tengah menjalani sebuah tradisi unik yang sudah mengakar dikalangan santri Pondok Tremas Pacitan, yaitu tradisi tidak tidur siang selama tujuh hari sejak hari pertama kedatangan mereka di Pondok.

Tidak tidur siang, suatu hal yang kelihatannya sepele ini ternyata sangat sulit dilakukan. Dalam prakteknya, “Ndelalah” para santri baru ini selalu mendapat berbagai cobaan dan godaan, seperti merasakan kantuk yang sangat berat. Untuk itu para santri senior biasanya dengan senang hati akan membantu mereka dengan selalu mengingatkan dan bahkan menunggui atau mengajaknya jalan-jalan keliling perkampungan Desa Tremas agar tidak tertidur.

Pada prinsipnya, tradisi ini tidak terdapat dasar hukumnya sama sekali. Apalagi Pondok Tremas pun tidak menulisnya dalam sebuah peraturan, dicari dalilnya dalam kitab pun juga tidak ada. Namun bila kita cermati lebih jauh, tradisi ini merupakan suatu tes mental yang amat dalam maknanya untuk menguji sejauh mana kesungguhan dan ketekunan santri baru dalam menuntut ilmu di Pondok Tremas.

Bila para santri berhasil dalam melakukan tradisi ini, maka itu merupakan pertanda yang baik bagi keberlangsungan belajar mereka di Pondok Tremas. Artinya mereka benar-benar sabar dalam menghadapi tes mental tersebut.