Tremas- Pengasuh Pondok Tremas Pacitan KH Fuad Habib Dimyathi mengatakan, sebagai tiang agama, shalat lima waktu merupakan ibadah yang paling penting dari ibadah lainya. Sehingga Tidak ada alasan bagi seseorang untuk meninggalkanya.
“Tidak ada bahasa dan kata meninggalkan shalat, harus, wajib,”demikian pesan yang disampaikan Kiai Fuad dalam acara pengajian peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang digelar di Halaman Mashid Pondok Tremas Pacitan, Ahad (1/5) malam.
Kiai Fuad mengajak para santri untuk kembali mengingat sejarah awal diperintahkanya shalat lima waktu yang diterima langsung oleh Nabi Muhammad SAW dari Allah SWT melalui peristiwa Isra’ Mi’raj. Peristiwa itu merupakan sebuah pengalaman spiritual yang luar biasa yang hanya ada pada diri Nabi Muhammad SAW. Isra’ Mi’raj, imbuhnya, merupakan anugerah terbesar dari Allah SWT.
“Beliau (Nabi Muhammad) dimi’rajkan untuk menerima titah-titah dari Allah, menerima pangendikan-pangendikan langsung dari Allah, yang akhirnya menjadi kewajiban kita untuk shalat lima waktu.” imbuhnya.
Oleh karena itu, para santri diminta untuk tekun dan disiplin dalam menunaikan shalat lima waktu. Dalam kondisi apapun shalat tidak boleh ditinggalkan. Sehingga dalam kondisi tertentu agamapun memberikan kemudahan bagi seseorang dalam menunaikan shalat.
“Yen ora iso karo ngadek, karo lingguh, yen ora io karo lingguh karo turu, ora iso karo turu karo melek-melek, kedap kedip. ning tetep kudu shalat. Selagi kesadaran itu masih ada pada pribadi manusia, maka dia wajib untuk Shalat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Kiai Fuad mengajak santri untuk pandai bersyukur sebab telah diciptakan menjadi umat Nabi Muhammad SAW. Menjadi umat nabi merupakan sebuah anugrah dan kebanggan, sebab nabi Muhammad SAW merupakan mahluk yang paling istimewa di muka bumi ini. Salah satu wujud mensyukuri nikmat itu, imbuhnya, yaitu dengan memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
“Karena gusti nabi Muhammad merupakan kawitaning-kawitan (yang pertama) yang Memberikan syafaatnya kepada umat-umatnya,” pungkasnya.
Peringatan Isra’ Mi’raj diperingati oleh ribuan santri pondok Tremas dan masyarakat sekitar desa Tremas. Panitia menghadirkan penceramah KH Burhanuddin, alumni Pondok Tremas dari Cirebon Jawa Barat.