Kyai Haji Ahmad Warson Munawwir adalah seorang pembuat kamus Arab-Indonesia al-Munawwir. Ia merupakan putra dari Kyai Munawwir yang menempuh pendidikan di Pesantren al-Munawwir Krapyak dan murid dari Kyai Ali Maksum Krapyak.
KH. Ahmad Warson Munawwir lahir pada hari Jum’at Pon tanggal 20 Sya’ban 1353 H atau 30 November 1934 M di Pondok Pesantren Al Munawwir. KH. Ahmad Warson Munawwir merupakan putra dari pasangan KH. Munawwir dengan Nyai Hj. Khusnul Khotimah. Sejak Mbah Munawwir wafat pada 1942 M.
KH. Ahmad Warson Munawwir kecil, beliau memulai pendidikannya dengan belajar segala keilmuan yang ada di pesantren langsung kepada kakak iparnya, yaitu KH. Ali Maksum.
Pendidikan yang diterima KH. Ahmad Warson Munawwir membuahkan hasil yang baik. Di usianya yang baru 9 tahun beliau sudah hafal nadhom Alfiyyah Ibnu ‘Aqil. Dua tahun kemudian, atau tepatnya ketika beliau berusia 11 tahun, beliau mulai ikut mengajar di Pesantren Al-Munawwir dengan usia santri yang diajarnya rata-rata lebih tua darinya. Kala itu, KH. Ahmad Warson Munawwir mengajar Nahwu, Sharaf, Bahasa Inggris, dan Tarikh.
Disisi lain Pimpinan Umum Perguruan Islam Pondok Tremas, Arjosari, Kabupaten Pacitan, KH Fuad Habib Dimyathi, menceritakan bahwa pengarang kamus Al Munawwir, KH. Ahmad Warson Munawwir adalah alumni Pondok Tremas.
“Dulu penyusun kamus (Kitab Al Munawwir), KH Ahmad Warson Munawwir itu pernah nyantri di Pondok Tremas hanya sebulan. Sebab beliau hanya mengaji di bulan Ramadhan. Tidak mengaji saja, kala itu justru beliau Kiai Warson Munawwir mengajar santri Tremas,” terangnya.
Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan Silaturahmi Ikatan Alumni Pondok Tremas (IAPT) dan Pengukuhan Pengurus IAPT Kecamatan Donorojo yang diselenggarakan di komplek Pantai Klayar Donorojo, Ahad (18/12/2022).
Diceritakan Kiai Fuad, Kiai Ahmad Warson Munawwir pernah meminta diakui menjadi alumni Tremas kepada ayah Kiai Fuad yaitu KH. Habib Dimyathi walaupun tidak sampai satu bulan di pesantren tersebut.
“Gus Habib saya ini di Tremas hanya sebulan, itu pun nggak penuh, dengan segala hormat dan keinginan kami, kulo pingin diakui sebagai alumni,” ucap Kiai Ahmad Warson Munawwir kepada ayah Kiai Fuad.
Redaktur: Zaenal Faizin