Yogyakarta – Hari ini (11/2) keluarga besar mahasantri Ma’had Aly Attarmasi Pondok Tremas Pacitan melakukan rangkaian kegiatan Rihlah Ilmiah dan silaturrahmi ke beberapa pesantren. Diantaranya ke pesantren Al Munawwir Krapyak di Yogyakarta, pesantren Kiai Parak Bambu Runcing di Parakan Temanggung, dan pesantren Al Asy’ariyah Kalibeber Wonosobo.
Panitia Kegiatan, Soder Riyad Zarqo mengatakan, kegiatan yang diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasantri (BEM) Ma’had Aly Attarmasi ini, dilakukan sebagai salah satu upaya memperkuat tali silaturahmi antara Pondok Tremas dengan beberapa pesantren, utamanya pesantren yang pengasuhnya merupakan alumni Pondok Tremas.
Pesantren Al Munawwir Krapyak menjadi tempat pertama yang dikunjungi oleh mahasantri. Menjelang subuh, Rombongan tiba komplek pesantren.
Didampingi oleh Wakil Mudir bidang Akademik KH Abdillah Nawawi dan Gus Mu’adz Harits, rombongan diterima dengan hangat oleh pengasuh pesantren setempat, KH R Najib Abdul Qadir dan Nyai Hj Ida Fatimah Zaenal.
KH Abdillah Nawawi dalam sambutanya mengucapkan ungkapan terima kasih kepada keluarga besar pesantren Al Munawwir Krapyak yang telah menerima kunjungan silaturahmi ini dengan suasana penuh kehangatan.”Mohon doanya. Dan juga mohon motivasinya agar para mahasantri ini semakin semangat dalam tolabul Ilmi di Ma’had Aly,” pintanya.
Sementara, Nyai Hj Ida Fatimah mengungkapkan rasa terima kasih dan kebanggaannya atas kedatangan para mahasantri.
Menurut isteri Almagfurlah KH Zaenal Abidin Munawwir itu, hubungan antara Tremas dengan Krapyak bukan suatu hal yang baru. Hubungan kekeluargaan itu sudah terjalin lama, yaitu sejak zamannya KH Ali Maksum.
“Mbah Kiai Habib, Mbah Kiai Harits saat Mondok disini, sudah dianggap sebagai keluarga sendiri. Begitu pula keluarga Krapyak ketika di Tremas juga dianggap sebagai keluarga Tremas,” ungkapnya.
Oleh karenanya, kedatangan mahasantri ke Krapyak memiliki makna tersendiri bagi hubungan kekeluargaan tersebut. “Kedatangan kalian (mahasantri) disini, diniati sebagai Napak tilas para sesepuh terdahulu,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Nyai Hj Ida mendorong kepada mahasantri untuk terus semangat dalam mempelajari dan memahami kitab kuning. Kegiatan literasi di lingkungan mahasantri agar lebih ditingkatkan kembali. “Jangan pernah merasa puas sampai disini. Perjalanan kalian dalam mencari ilmu masih sangat panjang,” pesanya