Rektor IAIT Pacitan Lantik 37 Pejabat Struktural Periode 2025–2030

0
2
Pelantikan 37 pejabat struktural IAIT Pacitan

Suasana khidmat menyelimuti Aula Multipurpose Institut Agama Islam Attarmasi (IAIT) Pacitan, Kamis (12/6). Di hadapan para masyayikh dan tokoh-tokoh penting Pondok Tremas, Rektor IAIT Prof Dr Musa Asy’arie resmi melantik jajaran struktur organisasi baru untuk masa bhakti 2025–2030.

Pelantikan ini bukan sekadar seremonial. Bagi Prof Musa, ini adalah langkah awal menuju cita-cita besar: IAIT Pacitan harus naik kelas menjadi universitas dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan. Target ini disampaikan langsung di tengah pidatonya yang membakar semangat para dosen dan pejabat struktural yang baru saja dikukuhkan.

“Saya bangga dengan berdirinya IAIT. Ini meneruskan perjuangan para masyayikh seperti KH Hamid Dimyathi yang gugur pada Peristiwa Madiun 1948,” ucap Prof Musa membuka sambutan.

Tak hanya itu, pria yang juga dikenal sebagai pemikir nasional ini mengutip Surah Ali Imran ayat 191 sebagai pengingat bahwa keilmuan harus lahir dari perenungan, bukan sekadar hafalan.

“Setelah ini kalian harus langsung bekerja. Dua atau tiga tahun ke depan, saya ingin IAIT sudah membuka program pascasarjana dan bersiap menjadi universitas. Semua keilmuan bermula dari Pondok Tremas,” tegasnya.

Turut hadir menyaksikan prosesi pelantikan, jajaran masyayikh seperti KH Muhammad Habib, KH Abdillah Nawawie, dan KH Achid Turmudzi. Mereka duduk mendampingi Ketua Yayasan Perguruan Islam Pondok Tremas KH Fu’ad Chabib Dimyathi yang tampak sumringah.

KH Fu’ad mengaku bangga atas pelantikan tersebut. Ia menilai ini sebagai bagian dari fadhilah atau anugerah Allah SWT yang patut disyukuri.

“Kami bangga. Selamat. Semoga berkah untuk semuanya. Para dosen telah diikrarkan dan dicatatkan di hadapan para malaikat. Mudah-mudahan semuanya amanah,” ujarnya.

KH Fu’ad juga mengingatkan pentingnya perkembangan ilmu yang terus bergerak mengikuti zaman. “Pendidikan itu tidak boleh stagnan. Keilmuan harus semakin berkembang,” tandasnya.

Nada serupa disampaikan Ketua Majelis Ma’arif, KH Luqman Harits Dimyathi. Dalam sambutannya, ia berharap IAIT tetap teguh pada akar pesantren meski terus tumbuh menjadi perguruan tinggi modern.

“Sesuai kaidah al-muhafadzah ‘ala al-qadim as-shalih wal akhdzu bil jadid al-ashlah. Harapan kami, IAIT harus terus berkembang tanpa kehilangan kekhasan pesantren Attarmasi,” tuturnya.

“Kedepan IAIT harus bersinergi dengan Ma’had Aly Al-Tarmasi secara harmonis dan tetap berbasis nilai-nilai kepesantrenan,” imbuhnya.

Tak tanggung-tanggung, sebanyak 37 pejabat struktural dilantik. Mulai dari para wakil rektor, dekan fakultas, hingga kepala unit teknis seperti UPT Bahasa, UPT Ma’had, Perpustakaan, dan TIPD. Seluruh nama tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Rektor IAIT Pacitan Nomor 01.02/IAIT/SK/V/2025.

Di antara nama-nama itu, tercatat Dr. Ali Mufron, M.Pd.I sebagai Wakil Rektor Pelaksana Harian, Achmad Ridlowi sebagai Wakil Rektor I, Rifqi Hamiyal Hadi di posisi Wakil Rektor II, dan M. Farhi Asna sebagai Wakil Rektor III.

Langkah IAIT Pacitan ke depan jelas, yaitu menyatukan tradisi dan transformasi. Berpijak pada akar keilmuan pesantren, namun menatap masa depan sebagai universitas modern yang unggul di bidang keislaman, pendidikan, dan pengabdian.

Dengan pelantikan ini, IAIT tak sekadar menata organisasi. Mereka sedang merancang arah baru pendidikan tinggi di Pacitan, yang berbasis nilai, tapi berorientasi kemajuan.

Sumber : https://www.iaitpacitan.com