Pasuruan- Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menyebut santri pesantren sebagai orang-orang yang ikhlas, gigih dan tidak manja. Mereka didik untuk menjadi generasi yang kuat dan tidak mudah mengeluh.
“Santri ketika mondok, tidak pernah memikirkan nanti setelah lulus mau menjadi apa? Kerja apa?, Nanti makanya dari mana ya? Punya mobil berapa ya? , karena santri pesantren merupakan orang sederhana dan ikhlas,” katanya saat memberi tausiyah pada pembukaan Silatnas Ayo Mondok di Taman Candra Wilwatikta Pandaan, Pasuruan, Jum’at (13/5) malam.
Santri pesantren, lanjut Kang Said, didik untuk menjadi generasi yang mandiri dan tidak bergantung pada bantuan orang lain. Jiwa kemandirian ini yang menjadikan santri memiliki nilai lebih dari yang lainya.
“Santri ketika pulang dari pesantren harus mandiri. Tidak perlu jungkir balik ingin menjadi PNS, santri akan cari makan sendiri,” katanya.
Lebih lanjut pengasuh Pesantren Al Tsaqafah Jakarta itu menjelaskan, Di pesantren, hubungan persaudaraan santri dengan santri lainya terjalin sangat kental dan kuat. Sistem pendidikan pesantren mampu menyamakan status sosial dan latar belakang dari mana santri itu berasal.
“Persaudaraan antar santri terjalin dengan ikhlas dan kuat. Persaudaraan terjalin bukan karena kepentingan. Semua didasari keihklasan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Kang Said meminta para santri untuk lebih tekun belajar agama dan selalu optimis dan percaya diri. Sebab, lulusan pesantren akan menjadi pemimpin di tengah-tengah masyarakat.
“Para santri yang bisa baca kitab kuning, nanti dengan sendirinya akan dicari oleh masyarakat. Para ulama, pemikir yang hebat, semuanya dari pesantren,” pungkasnya.
Silaturrahmi Nasional (Silatnas) Ayo Mondok resmi dibuka oleh Gubernur Jatim H Soekarwo. Acara yang akan digelar hingga Ahad (15/5) ini dihadiri oleh seluruh pengurus RMI se-indonesia. Beberapa point dibahas dalam acara ini, seperti Peran Alumni pesantren, Sistem informasi pesantren, peran ekonomi pesantren, program pesantrenku bersih dan road map gerakan Ayo Mondok.
