Awi Muktaza, Santri Tunanetra ini Berhasil Hafalkan Al Qur’an

0
1671

Tremas – Meski lahir dengan keterbatasan penglihatan, nyatanya bukan halangan bagi Awi Muktaza menjadi penghafal Alquran atau hafiz. Bermodalkan Alquran braille yang dipelajari setiap harinya, pemuda asal Keluharahan Krajan, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan ini bisa menghafal kitab suci Al-Qur’an yang berisi 6.666 ayat tersebut.

Kendati sudah gemar dan senang belajar Al-Qur’an sejak usia belia, santri dari asrama khusus tahfiz Roudlotul Mujawidil Qur’an (RMQ) Pesantren Tremas Kabupaten Pacitan ini mengaku mulai belajar membaca Al-Quran sejak tahun 2012. Kemudian, pada usia 15 tahun dimulailah menghafal Al-Qur’an di asrama RMQ. Sebelum masuk di asrama RMQ dia belajar membaca Al-Quran di yayasan Sahabat Mata, di Kabupaten Semarang. Sebanyak hafalan 30 juz dilahapnya selama 5 tahun, dia menghafal dengan dibantu Al-Qur’an braille dan mampu menghafalkan hampir 3 lembar setiap harinya.

“Sejak kecil saya sudah senang dan bisa (membaca) Alquran. Tapi baru mulai serius (menghafal) sejak 2016, kemudian pada tahun 2021 Alhamdulillah saya sudah bisa selesaikan hafalan Alquran di Asrama RMQ Pesantren Tremas atau di usia 20 tahun,” ucap Awi ditemui di kampung halamannya, Krajan, Arjosari, Sabtu (24/4) lalu.

Sebagai penyandang tunanetra, menjadi penghafal Alquran tentunya mengalami keterbatasan sendiri. Dia mengalami kesulitan pada beberapa bagian dalam Al-Qur’an. Selain itu, faktor kemalasan juga selalu menyelimutinya, namun dia mencoba untuk memerangi rasa malasnya.

“Saya mengalami kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an pada Juz 5, dan 28. Karena pada juz tersebut saya menemui beberapa ayat yang panjang sehingga terjadi kesulitan dalam menghafalnya. Begitu rasa malas yang terkadang muncul dalam diri saya,” kata Awi yang merupakan anak yang gemar bermain piano ini.

Dia menuturkan, jika telah selesai menghafal Al-Qur’an, dirinya termotivasi dan mempunyai cita-cita untuk pergi ke baitullah untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Sampai saat ini, dirinya bahkan sudah mulai menabung dan berusaha membantu orang tuanya untuk mencapai keinginan tersebut.

“Harapan saya, setelah selesai menghafal Al-Qur’an ingin melaksanakan ibadah haji dan umrah bersama keluarga ke baitullah,” tutur Awi.

Selain itu, dia juga berpesan jika ingin menghafalkan Al-Qur’an seperti dirinya. Maka harus dilakukan seperti apa yang telah dilakukannya.

“Pesan saya pada teman-teman jika ingin mampu menghafal Al-Qur’an seperti saya, maka lakukanlah,” pungkasnya. (Anwar Sanusi)