Santri Aktor Utama dalam Mengusir Penjajah

0
2125
DCIM100MEDIA

Tremas– Sebanyak 99 peserta Kirab Resolusi Jihad NU Kabupaten Pacitan melakukan silaturahmi dengan Katib Syuriyah PBNU KH Luqman Harits di Ndalem Paguron Soko Papat Pondok Tremas Pacitan, Jum’at malam (21/10).

Dihadapan anggota banser dan perwakilan santri pesantren se Pacitan, Kiai Luqman mengingatkan kembali tentang kronologis terjadinya fatwa Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh Hadrassyekh Hasyim As’ari pada tahun 1945.

Menurut Kiai Luqman, sejarah telah mencatat bahwa para ulama dan santri telah mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. “Terjadinya pertempuran 10 November, pemicu utamanya adalah fatwa resolusi jihad NU yang dikeluarkan oleh Mbah Hasyim (KH Hasyim As’ari) pada tanggal 22 Oktober 1945, atau dua bulan setelah indonesia merdeka,” kata pengasuh Pondok Tremas Pacitan itu.

Fatwa resolusi jihad itu, katanya, telah menggelorakan dan mengerakkan ribuan kaum santri untuk berperang melawan penjajah.” Para santri yang berada di radius masafatul qosr, dimana dihukumkan wajib bagi mereka untuk membela tanah air,”jelasnya.

Oleh karena itu, sebagai santri yang taat kepada perintah guru, maka ribuan santri di sekitar Surabaya dengan gagah berani melakukan perlawanan kepada para penjajah. “Dengan tekad bulat, Mereka datang ke medan pertempuran dengan membawa senjata seadanya.” katanya.

Pada pertempuran itu, lanjut Kiai Luqman, kaum santri berhasil merobek bendera Merah Putih Biru  yang diganti dengan dengan merah putih di atas hotel Oranje Surabaya. Kaum santri berhasil mengalahkan pasukan NICA yang dipimpin oleh Brigjen Mallaby.” Tak kurang dari 20 ribu santri gugur menjadi syahid pada pertempuran itu,” jelasnya.

Selang beberapa bulan setelah pertempuran di Surabaya, dimana sipil dan santri menjadi aktor utamanya, maka mata dunia perlahan mulia terbuka. Mereka mengakui fakta bahwa Indonesia adalah negara yang telah merdeka dan berdaulat