Tremas – Sejumlah alumni, perintis dan musisi “Garnisi” (Sanggar Seni Attarmasi) tampil dalam satu panggung. Mereka dipertemukan kembali setelah 28 tahun berpisah, lewat sebuah konser bertajuk “Historia Harmony Garnisi” yang digelar di Halaman Masjid Pondok Tremas Pacitan. Rabu malam (25/5).
Mereka yang hadir, antara lain Gus Mu’ad Harits, Ust Agus Salim, Ust Ali Fahmi, Ust Hizbullah, Ust Nur Hanani, Zaenal, Ahmad Alex, Pranoto, Abdul Muiz, Haris, Rosyid Alwi, dan lain-lain. Para alumni dari berbagai daerah ini merupakan seniman yang dilahirkan dari rahim Garnisi, sebuah wadah berkesenian santri Pondok Tremas. Mereka datang ke Pondok untuk bernostalgia dan mengobati kerinduan dengan para kiai, guru, dan para santri.
“28 tahun Garnisi berdiri, menyemarakkan, menggembirakan, dan membahagiakan santri Tremas. 28 tahun Garnisi telah berkiprah dan malam ini kita dipertemukan kembali lewat konser Historia Harmony,” ujar Ahmad Alex, alumni asal Salatiga.
Kebersamaan dan keakraban para musisi ini menciptakan harmonisasi yang indah dalam untaian lirik lagu yang mereka bawakan. Para santri pun ikut larut dalam suasana kebersamaan dan kehangatan.
Mereka menyuguhkan beberapa tembang lawas sebagai pengobat kerinduan kepada Pondok tercinta. Beberapa tembang itu, antara lain Usahaku doa ciptaan Ust Agus Salim yang dipopulerkan Nasidaria, Kemesraan, Izinkan aku mencintaimu ciptaan Iwan Fals, terkesima milik Rhoma Irama, Dealova milik Once, dan lir ilir.
Kembalinya musisi attarmasi ini seakan memutar ingatan bahwa Pondok Tremas pada masanya pernah jaya dalam bidang kesenian. Potensi kesenian itu diantaranya, seni musik, puisi, kaligrafi dan teater. Hingga kini potensi itu masih digenggam erat oleh santri pondok Tremas.
Konser Historia Harmony Garnisi digelar dalam rangka memeriahkan Haflah Akhiruddirosah dan Wisuda Purna Belajar Santri. Panggung seni Garnisi selalu dihelat saat akhir tahun pelajaran sebagai wahana pengekspresian diri santri melalui dunia seni.