Pacitan– Katib Syuriyah PBNU KH Luqman Harits Dimyathi mengatakan, Nahdlatul Ulama selama ini turut berkontribusi besar dalam menentukan perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, bila ada kelompok-kelompok anti-Pancasila yang mengiginkan Indonesia menjadi negara khilafah, maka Ansor dan Banser sebagai pembela NU harus berada di baris depan untuk melawannya.
Pesan itu disampaikan olehnya mengingat ancaman yang mengganggu kedaulatan NKRI semakin hari semakin tampak nyata. Salah satu di antarnya adalah maraknya poster atau spanduk yang berisi ajakan menegakkan negara khilafah di Indonesia.
“Ansor hari ini harus khidmah untuk NU, lahir dan batin. Ketika ada masyarakat yang ingin memporak-porandakan negara ini, Ansor harus tampil. Jangan ragu. Karena membela NU sama artinya membela NKRI,” tegasnya dalam acara peringatan hari lahir (harlah) ke-82 GP Ansor di Pacitan, Jawa Timur, Rabu (27/4) malam.
Menurut Kiai Luqman, banyak di antara ulama NU terdahulu yang ikut andil dalam merumuskan Pancasila dan UUD 1945. Oleh sebab itu, NU tidak akan rela apabila Pancasila yang menjadi milik bersama bangsa Indonesia ini diganti dengan konsep “negara Islam” seperti yang akhir-akhir ini diusung oleh kelompok pro-khilafah. Seharusnya Pancasila sebagai dasar negara tidak perlu dipertentangkan lagi.
“Mereka (kelompok anti-Pancasila) ini ingin kembali pada konsep negara khilafah, sementara negara kita tidak begitu. Negara kita yang didirikan oleh kiai-kiai menerima asas Pancasila, sesuai amanat muktamar NU di Situbondo, jadi mana mungkin kita bisa menerima konsep khilafah?” kata pengasuh Pesantren Tremas itu.
Konsep negara khilafah, imbuh Kiai Luqman, sangat tidak cocok diterapkan di Indonesia. Sebab Indonesia dihuni oleh bermacam-macam suku dan agama. Bila konsep khilafah benar-benar ditegakkan, maka bangsa ini akan seperti negara di Timur Tengah yang terus dilanda konflik.
Sumber : NU Online