Islam Tanpa Nasionalisme Belum Kuat

0
1579

Ponorogo – Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengajak masyarakat untuk pandai bersyukur telah diciptakan dan bertempat tinggal di negara Indonesia. Sebab para ulama NU telah berjasa besar menggabungkan konsep agama dan nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Hadratusyyaikh KH Hasyim Asy’ari jauh sebelum Indonesia merdeka berpendapat bahwa Islam harus bersatu dengan kebangsaan, islam saja belum bisa menyatukan umat. Kebangsana saja tanpa islam maka menjadi nasionalisme yang kering” terang Kiai Said dalam acara Istighosah Tasyakuran Rakyat yang digelar di Pendopo Kabupaten Ponorogo Jawa Timur, Rabu malam (24/2).

Kiai Said menjelaskan, Nahdlatul Ulama akan selalu memperkuat konsep Islam dan nasionalisme dan  tidak akan pernah memisahkan antara keduanya. Konsep Hubbul Wathon atau sikap cinta tanah air yang digagas oleh KH Hasyim Asy’ari, menjadikan Indonesia berbeda dengan negara-negara di timur tengah yang banyak didera konflik. Sebab di timur tengah tidak ada rasa memiliki terhadap tanah airnya. Disana tidak ulama yang nasionalis dan tidak ada nasionalis yang ulama. Sehingga mereka tidak sanggup menyatukan nasionalisme dalam agama.

“Barang siapa yang tidak punya tanah air, maka tidak mungkin punya sejarah. Barang siapa yang tidak punya sejarah, maka akan terlupakan,” kata Kiai Said

Dalam kesempatan itu, Kiai said mengajak masyarakat untuk kembali melirik pesantren sebagai tempat menuntut ilmu. Sebab tinggal pesantrenlah satu-satunya yang bisa menjaga kepribadian, bangsa, budaya dan moral bangsa Indonesia. Bila Indonesia jauh dari pesantren, maka kepribadian Indonesia akan runtuh.

“ Kalau kurikulum pendidikan nasional jauh dari semangat dan  metode pesantren, rugi bangsa Indonesia ini. Karena karakter dan kepribadian pesanten bermanfaat untuk menjaga keutuhan NKRI” pungkasnya.

Selain dihadiri ribuan masyarakat ponorogo, acara dihadiri oleh Katib Syuriyah PBNU KH Luqman Harits, Rais Syuriyah PCNU Ponorogo KH Imam Sayuti, jajaran Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Ponorogo dan para kiai lainya.