Tremas – Akademisi STAIN Salatiga KH Agus Ahmad Suaydi, Lc. MA mengatakan, sejarah mencatat peran para pemimpin pesantren dan mursyid-mursyid thoriqah di Nusantara antara tahun 1800-1900 telah melakukan 112 pemberontakan melawan pemerintah kolonial belanda.
“ Pemberontakan yang dilakukan sebanyak itu, menunjukkan betapa besarnya perjuangan dan pengorbanan umat islam penganut faham Ahlusuunnah Wal Jamaah dalam mengusir penjajah dari indonesia”
Demikian dikatakan olehnya saat memberikan orasi dalam acara Seminar dan Sarasehan bertema “ Menjaga dan Melestarikan Tradisi Aswaja Untuk Mempertankan NKRI”, Jum’at (1/1) di Gedung Aula Pondok Tremas.
Kiai Agus, Sapaan akrabnya mengatakan peran penganut Aswaja tidak cukup sampai disitu saja, dalam melawan penjajah mencapai puncaknya dalam perang 10 Nopember 1945 di Surabaya, perlawan ini kemudian dikenal sebagai Resolsui Jihad NU pada tanggal 22 Oktober 1945.
“ Aswaja NU juga berperan dalam politik kebangsaan dengan turut memberi legitimasi kepada Presiden RI Soekarno melalui Waliyul Amri Dhorury bis Syaukah, yaitu mengangkat penguasa pemerintahan yang bersifat darurat tapi legitim” Jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Dosen lulusan universitas di maroko itu menyampaikan ide khilafah yang digemborkan oleh beberapa kelompok keagamaan di Indonesia tidak memiliki landasan nash/syar’i. menurutnya, NU memandang bentuk pemerintahan merupakan persoalan ijtihadiyah. Bagi NU, Negara adalah sarana bukan tujuan.
“NKRI tidak diharamkan, dan ini pilihan hasil ijtihad para pendiri bangsa dulu. Meskipun kita akui dengan NKRI itu belum semua syariat Allah terlaksana, tapi itu tidak menyebabkan Negara ini menjadi negara kafir, tidak sama sekali ” tandasnya.
Diakhir orasinya, Kiai Agus mengajak para santri untuk melanjutkan perjuangan para pendiri bangsa untuk terus mempertahankan Negara NKRI dari tiap rong-rongan, baik dari dalam maupun dari luar, baik dari ekstrimisme dan liberalisme.
Turut hadir dalam acara seminar yang diadakan oleh Panitia Perpustakaan Attarmasi, Pengasuh KH Luqman Harits, Pembimbing perpustakaan Ust Muntako, Ust Masruhan, Beberapa wali kelas dan tamu undangan lain.