
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Ditjen Pendis Kemenag RI, Basnang Said, menyampaikan apresiasi atas peran penting Pondok Tremas dalam pembangunan bangsa Indonesia. Hal ini ia sampaikan dalam sambutannya pada acara Haflah Akhiriddirasah dan Wisuda Kelas III Madrasah ‘Aliyah Salafiyah Mu’adalah Perguruan Islam Pondok Tremas, Rabu malam (19/02/2025).
“Pondok Tremas adalah salah satu pilar penting dalam pembangunan bangsa. Kontribusi nyata Pondok Tremas dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, memperbaiki akhlak, dan melahirkan generasi unggul telah dirasakan oleh masyarakat luas,” ujar Basnang.
Ia mencontohkan bagaimana para peneliti asing kagum dengan kehidupan beragama di Indonesia, di mana toleransi dan kerukunan antar umat beragama terjalin dengan baik. Menurutnya, hal ini tidak lepas dari kontribusi pesantren, termasuk Pondok Tremas, dalam membentuk karakter masyarakat yang cinta damai.
“Keamanan, ketertiban di dunia kita di Indonesia ini, kalau bukan peran-peran pesantren yang membikin seperti itu, maka tentu bukan hanya keamanan yang kita temukan, maka kemudian pasti ada banyak konflik-konflik yang kita temukan di negeri kita punya tanah air,” tuturnya.
Basnang juga menyoroti peran penting ulama dan pesantren, termasuk Pondok Tremas, dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ia mengingatkan bahwa kemerdekaan yang dinikmati saat ini tidak lepas dari perjuangan para ulama dan santri.
“Tidak ada kemerdekaan yang kita nikmati kemudian tidak ada perjuangan, tidak ada perjuangan yang kemudian kita bisa menikmati kemerdekaan ini karena perjuangannya para ulama kita,” katanya.
Ia juga menceritakan bagaimana para ulama dari kalangan pondok pesantren yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama (NU) berjuang untuk kemerdekaan Indonesia tanpa pernah berpikir untuk menjadikan Indonesia sebagai negara Islam.
“Para ulama dari kalangan pondok pesantren yang tergabung dalam NU, mereka berjuang tidak pernah berpikir bahwa nanti kalau kita merdeka harus menjadi negara Islam, tidak pernah ada cita-cita yang seperti itu bagi mereka,” jelasnya.
Basnang juga menyoroti peran pesantren, termasuk Pondok Tremas, dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Ia menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo pernah memuji kemampuan soft skill santri yang dinilai sangat kuat.
“Santri itu keren sekali, soft skill-nya sangat kuat, jujur apa adanya, mandiri, tidak neko-neko, tidak macam-macam, tidak mudah mundur, tidak mudah putus asa,” kata Basnang.
Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di pesantren, termasuk melalui program Balai Latihan Kerja (BLK) dan pemberian dana abadi pesantren.
Basnang juga menjelaskan tentang Undang-Undang Pesantren yang memberikan pengakuan terhadap berbagai jenis pesantren, baik yang menyelenggarakan pendidikan formal, non-formal, maupun kesetaraan.
“Anak-anakku (para santri; red) dimanapun sekolahnya nanti itu bagian dari undang-undang pesantren dan diakui oleh negara,” ujarnya.
Ia juga menyinggung tentang isu-isu yang berkaitan dengan pesantren, seperti kasus-kasus yang kurang bersahabat dengan pesantren. Ia meminta agar media lebih berhati-hati dalam memberitakan kasus-kasus tersebut dan tidak serta-merta menggeneralisir semua pesantren.
Kementerian Agama juga telah mengeluarkan keputusan tentang pedoman pesantren ramah anak. Basnang berharap seluruh pesantren dapat menerapkan pedoman ini untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi para santri.
“Terima kasih kepada Pondok Tremas atas kontribusinya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kami berjanji akan terus memperjuangkan hak-hak pesantren, termasuk dalam hal bantuan dan program-program pemberdayaan,” pungkasnya.