Pacitan- Pengasuh Pondok Tremas Pacitan KH Luqman Harits Dimyati menyebut nama desa “Semanten” berasal dari nama buah kelapa. Orang jawa biasa menyebut buah kelapa setengah tua yang sudah bisa diambil air santanya dengan istilah Semanten. Artinya buah kelapa yang sudah memiliki santan.
“Jadi Semanten berasal dari kata wes metu santene (sudah keluar air santanya),” tutur Kiai Luqman saat membacakan Manaqib dalam rangka Haul almagfurlah KH Abdul Manan Dipimenggolo, di area pemakaman masyayikh Desa Semanten Pacitan, Jum’at (21/7) Sore.
Nama Semanten kian popular setelah pada tahun 1830 M, pemuda Abdul Manan Dipomenggolo sepulang nyantri dari pesatren Tegalsari Ponorogo dibawah asuhan KH Hasan Besari kemudian merintis dan mendirikan pondok pesantren di tanah kelahiranya, Semanten. Setelah berkeluarga dengan salah satu putri demang Tremas, ia kemudian memindahkan pesantrennya di desa Tremas dan jadilah sampai sekarang Pondok Tremas Pacitan.
Kiai Luqman lalu mengibaratkan air santan dari buah kelapa bernama Semanten tersebut sebagai sosok KH Abdul Manan Dipomenggolo. Putera semanten yang diketahui pernah belajar di Universitas Al Azhar Mesir pada tahun 1850-an itu kemudian menghasilkan ribuan liter minyak kelapa yang tersebar dimana-mana dan kini bisa diambil manfaatnya.
Ditambahkan Kiai Luqman, KH Abdul Manan merupakan salah satu ulama yang menjadi salah satu pionir terbentuknya jaringan ulama Nusantara karena dari beliaulah lahir beberapa generasi diantaranya adalah Syaikh Mahfudz Attarmasi dan KH Dimyati yang mempunyai banyak murid yang kelak menjadi ulama berpengaruh dan mendirikan pesantren di nusantara. “Pondok Lirboyo, ploso, sidogiri, krapyak, sarang itu adalah minyaknya kiai Abdul Manan,” sambung Kiai Luqman.
Maka sangat wajar bila nama KH Abdul Manan Dipomengolo, pelajar Indonesia pertama di Al Azhar Mesir dan pendiri pondok Tremas disebut sebagai peretas jejaring intelectual chains generasi ulama-ulama nusantara.
Peringatan Haul KH Abdul Manan Dipomenggolo berlangsung khidmat. Dihadiri oleh ribuan peziarah, yang terdiri dari para santri Pondok Tremas Pacitan. Tampak hadir para Kiai, seperti KH Fuad Habib, KH Muhammad Habib, dan para alumni dari berbagai daerah. Mereka hadir untuk berburu barokah santan dari KH Abdul Manan Dipomenggolo.
Selain diisi pembacaan manaqib, peringatan Haul diisi dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh KH Abdul Mu’thi Sedangkan pembacaan do‘a secara bergantian dibacakan sejumlah kiai antara lain KH Hammad Al Alim, KH Asif Hasyim, Wan Hizbullah Huda Ba’bud, dan KH Rotal Amin.