Nama Syaikh Mahfudz al-Tarmasi, ulama besar Perguruan Islam Pondok Tremas, kembali mencuat ke permukaan. Kali ini, bukan hanya di kalangan santri dan masyarakat Pacitan, melainkan juga di kalangan ulama dan peneliti Islam di berbagai belahan dunia.
Penemuan menarik ini terungkap saat Gus Ali Mufron, pengasuh Pondok Tremas yang tengah menempuh studi di Amerika Serikat, melakukan penelitian. Selama berada di DarusSalam Foundation, Chicago, Gus Ali menemukan kitab Hasyiyah al-Tarmasi karya Syaikh Mahfudz al-Tarmasi. Kitab ini menjadi salah satu rujukan penting dalam kajian ilmu agama di lembaga pendidikan Islam tersebut.
DarusSalam Foundation sendiri merupakan pusat kajian Islam yang cukup besar di Amerika Serikat. Letaknya yang strategis dan fasilitasnya yang lengkap membuat lembaga ini menjadi rujukan bagi banyak Muslim di wilayah tersebut. Adanya kitab karya ulama Nusantara di perpustakaan lembaga ini menunjukkan bahwa pengaruh pemikiran Islam dari Indonesia, khususnya dari Pondok Tremas, telah menyebar hingga ke benua Amerika.
Jejak di Eropa
Jejak Syaikh Mahfudz al-Tarmasi tidak hanya ditemukan di Amerika Serikat. Gus Ali juga menemukan kitab Hasyiyah al-Tarmasi di perpustakaan pribadi Syaikh Doktor Asrof Hasan, seorang ulama Palestina yang saat ini tinggal di Istanbul, Turki. Syaikh Asrof bahkan sedang melakukan penelitian mendalam terhadap karya Syaikh Mahfudz, yakni kitab Nail al-Ma’mul.
Selain itu, Gus Ali juga berkesempatan bertemu dengan Syaikh al-Allamah Muhammad Awwamah, seorang muhaddits terkemuka asal Suriah yang juga tinggal di Istanbul. Syaikh Awwamah memiliki ketertarikan yang besar terhadap karya ulama Nusantara, termasuk Syaikh Mahfudz al-Tarmasi. Bahkan, putra beliau, Syaikh Muhyiddin, yang juga seorang doktor ilmu hadits, berencana mengunjungi Pondok Tremas pada bulan Januari mendatang.
Warisan Luhur Pondok Tremas
Penemuan-penemuan ini menunjukkan bahwa warisan intelektual Pondok Tremas telah diakui dan dihargai oleh para ulama dan peneliti Islam di seluruh dunia. Karya-karya Syaikh Mahfudz al-Tarmasi telah menjadi rujukan penting dalam kajian ilmu agama, khususnya ilmu hadits.
Hal ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi seluruh warga Pondok Tremas. Keberadaan kitab-kitab karya Syaikh Mahfudz di berbagai belahan dunia membuktikan bahwa pemikiran dan karya ulama Nusantara memiliki nilai universal dan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan Islam.
Pesan untuk Generasi Muda
Penemuan ini juga menjadi pesan bagi generasi muda Pondok Tremas untuk terus belajar dan mengembangkan diri. “Kita harus terus menerus belajar dan menggali ilmu pengetahuan. Siapa tahu, suatu saat nanti karya-karya kita juga akan diakui dunia,” ujar Gus Ali Mufron.