Gus Luqman: Hari Santri, Refleksi Perjalanan Panjang Santri Membangun Negeri

0
37
Pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas, KH. Luqman Harist Dimyathi.
Pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas, KH. Luqman Harist Dimyathi.

Peringatan Hari Santri setiap tanggal 22 Oktober menjadi momen istimewa bagi seluruh santri dan masyarakat Indonesia. Dalam wawancara eksklusif dengan pondoktremas.com pada Selasa (15/10/2024), Gus Luqman, salah satu tokoh yang turut memperjuangkan penetapan Hari Santri, berbagi pandangan mendalam tentang makna dan semangat di balik peringatan ini.

Menurut Gus Luqman, Hari Santri bukanlah sekadar perayaan tahunan, melainkan sebuah refleksi atas perjalanan panjang para santri dalam membangun dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Hari Santri adalah pengingat akan jasa para ulama dan santri yang telah berjuang tanpa lelah untuk bangsa,” tegasnya.

Lebih lanjut, Gus Luqman menekankan pentingnya menjaga semangat ngaji dan mondok di kalangan santri. Beliau mengajak seluruh santri untuk terus menggali ilmu agama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Hari Santri harus menjadi motivasi bagi kita semua untuk meningkatkan kualitas diri dan memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat,” ujarnya.

Santri: Pilar Utama Pembangunan Bangsa

Dalam pandangan Gus Luqman, santri memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan bangsa. Santri tidak hanya berperan sebagai ulama dan pendakwah, tetapi juga sebagai intelektual dan pemimpin yang mampu membawa perubahan positif.

“Santri adalah aset bangsa yang harus terus diasah potensinya,” tegas beliau.

Menyikapi perkembangan zaman yang semakin kompleks, Gus Luqman mendorong para santri untuk mampu beradaptasi dengan teknologi tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur agama.

“Kita harus pandai-pandai menyeimbangkan antara dunia modern dan tradisi pesantren,” imbuhnya.

Pengembangan Pesantren: Tantangan dan Harapan

Terkait pengembangan pesantren, Gus Luqman menyampaikan bahwa pesantren harus terus berinovasi dan mengikuti perkembangan zaman. Dirinya juga menekankan pentingnya kerjasama antara pesantren dengan berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha.

“Pesantren harus mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga memiliki kompetensi di berbagai bidang. Kerjasama yang sinergis akan memperkuat keberadaan pesantren dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Gus Luqman menyampaikan pesan khusus kepada seluruh santri. “Jadilah santri yang sholeh, cerdas, dan berakhlak mulia. Teruslah belajar, beribadah, dan berkhidmat kepada masyarakat. Jadilah generasi penerus yang mampu membawa Islam Rahmatan lil ‘Alamin,” pesannya.