Luqman Harist Dimyathi, Pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas, memberikan pesan mendalam kepada 367 santri yang diwisuda pada acara Haflah Akhiriddirasah dan Wisuda Kelas III Madrasah ‘Aliyah Salafiyah Mu’adalah Perguruan Islam Pondok Tremas, Rabu (19/02/2025). Beliau menekankan bahwa tantangan santri di era modern sangatlah kompleks, dan alumni Pondok Tremas harus menjadi contoh teladan di masyarakat.
Gus Luqman mengakui bahwa melepas santri ke masyarakat adalah momen yang berat bagi pondok. Setelah bertahun-tahun mendidik dan membina, kini para santri harus kembali ke keluarga dan masyarakat. Namun, beliau berpesan agar para santri tidak pernah melupakan jasa para guru di pesantren.
“Kami ini juga orang tua bagi putra-putri panjenengan. Jangan lupakan kami,” ujar Gus Luqman.
Beliau juga menyoroti perbedaan tantangan yang dihadapi santri saat ini dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Kemajuan teknologi dan perubahan zaman membawa dampak signifikan bagi kehidupan para santri. Oleh karena itu, beliau berpesan agar para santri mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur yang diajarkan di pesantren.
“Kami ini mengasuh dengan bapak-bapak guru, ibu-ibu guru yang sempat kewalahan menghadapi berbagai problem terkait dengan putra-putri,” tutur Gus Luqman, menggambarkan betapa kompleksnya tantangan yang dihadapi para pendidik saat ini.
Gus Luqman juga mendorong para santri yang telah lulus untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, baik melalui kuliah maupun mondok lagi. Beliau memberikan kebebasan kepada para santri untuk memilih jalan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
“Silakan, silakan, silakan. Mau ke Mesir, mau ke Amerika, mau ke Yordan, mau ke Maroko, silakan,” ujarnya, memberikan semangat kepada para santri untuk meraih impian mereka.
Tak hanya itu, Gus Luqman juga berpesan agar para alumni Pondok Tremas tidak melupakan almamater mereka. Beliau berharap para alumni dapat terus menjalin silaturahmi dengan pondok dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Beliau juga menyinggung sejarah panjang Pondok Tremas yang pernah mengalami masa-masa sulit. Namun, berkat dukungan dari berbagai pihak, Pondok Tremas dapat terus berkembang dan menjadi salah satu pesantren yang diperhitungkan di Indonesia.
“Jangan lupakan tanpa doa. Doa, ikhtiar lahir, ikhtiar batin harus berjalan bersama,” pesan Gus Luqman, mengingatkan para santri akan pentingnya keseimbangan antara usaha dan doa.