Temanggung- Pengasuh Pesantren Kiai Parak Bambu Runcing Temanggung KH Haidar Muhaiminan Gunardo (Gus Haidar) mengatakan, dalam mencari ilmu para santri selain harus tekun mengaji juga diminta gemar melakukan riyadhah atau melakukan amalan khusus, sebagai wasilah agar dimudahkan dalam menerima ilmu dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat juga barokah.
Pesan itu disampaikan oleh Gus Haidar saat menarima kunjungan silaturahmi Mahasantri Ma’had Aly Attarmasi, Sabtu sore (11/2) di Temanggung Jawa Tengah.
Gus Haidar yang merupakan alumni Pondok Tremas itu kemudian menyebut tradisi Nahun yang lazim dilakukan oleh santri Pondok Tremas, dan menurutnya merupakan salah satu bentuk kegiatan riyadhah para santri dalam usahanya menggapai barokah ilmu. Nahun merupakan tradisi turun-temurun yang telah dilakukan sejak zamanya para sesepuh terdahulu.
“Santri yang melakukan Nahun akan dijamin tiga perkara. Dan saya sangat yakin dengan hal tersebut. Sehingga saya mengikuti dawuh itu, tiga tahun, tiga bulan, tiga hari, saya baru pulang kerumah,” kenang Gus Haidar saat memutuskan untuk melakukan Nahun.
Tiga perkara tersebut, lanjut Gus Haidar akan dirasakan manfaatnya oleh para santri kelak setelah mereka pulang ke rumah masing-masing.
“Tiga perkara yang dijanjikan itu antara lain, Pertama didadekno dadi wong apik (dijadikan sebagai orang yang baik), Kedua, nek kowe dadi wong sugih (kalau tidak akan menjadi orang kaya), nomor tiga nek kowe dadi wong jadug (ketiga akan menjadi orang yang hebat),” jelasnya dengan bahasa Temanggung yang kental.
Tradisi Nahun yang dilakukan santri Tremas adalah tidak pulang ke rumah selama tiga tahun, tiga bulan, tiga minggu dan tiga hari. Nahun dalam arti yang hakiki adalah tekun belajar. Menjalani Nahun, manfaatnya dirasakan begitu besar ketika telah terjun di tengah masyarakat. Dan Gus Haidar salah satunya yang telah merasakan manfaat tersebut.
Selain itu, Gus Haidar yang kini menjadi Mursyid Thoriqoh Syadziliyah itu menjelaskan, selain Nahun masih ada lagi kegiatan riyadhah yang perlu dilakukan oleh para santri. Apa itu?
“Yaitu melakukan ziarah ke makamnya Simbah Kiai Abdul Manan di Semanten selama 41 kali tanpa putus,” tutur Kiai yang saat nyantri di Tremas menempati asrama Garuda, kini asrama Al Ghozali itu.
Selain itu, Gus Haidar juga berpesan agar para santri senantiasa memiliki jiwa khidmad (pengabdian) kepada ilmu dan kepada para Masyayikh. Sebab hal tersebut memiliki manfaat yang sangat besar sekali dalam kehidupan kita.
“Khidmad itu bermacam-macam ya, ada khidmad dengan amal, ada pula khidmad dengan mengajarkan ilmu,” tandasnya