Pacitan – Pengasuh Pondok Tremas KH Luqman Harist Dimyathi mengajak seluruh santri, lapisan masyarakat, khususnya di Pacitan, untuk bersama-sama hadir pada acara “Haul Pacitan” dalam rangka memperingati wafatnya K.H. Abdul Manan Dipomenggolo ke-168.
Menurut Kiai Luqman, Simbah KH Abdul Manan Dipomenggolo bukan hanya milik keluarga Pondok Tremas dan Pondok Kikil, tetapi milik seluruh Masyarakat Pacitan. Kiai Abdul Manan salah satu tokoh yang lahir dari bumi Pacitan yang memiliki pengaruh besar serta memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan pesantren di Indonesia hingga saat ini.
“Dados ingkang dihauli niki Mbahe awake dewe kabeh. Nek coro digondanggandengne geh nyambung. Mboten Mbahe Tremas, mboten mbahe Kikil. Mbahe Pacitan,’ tegas Kiai Luqman pada acara Dampar Simbah yang digelar, Selasa malam (22/4) di halaman masjid Baitul Millah, Desa Semanten, Pacitan.
Kiai Luqman bersyukur, manakib Kiai Abdul Manan yang lama terpendam sedikit demi sedikit mulai tergali. Banyak data baru yang berhasil dikumpulkan sehingga jejak pemikiran dan keteladanan dalam berbagai aspek kehidupan, khususnya dalam bidang keilmuan dan keagamaan dapat dikembangkan.
“Awake dewe membedah Mbah Abdul Manan niku gen karepe nopo?, awake dewe dari sisi keilmuan, khususe keagamaan, iku nduwe Embah. (mengapa kita perlu membedah manakib Kiai Abdul Manan? Tidak lain dari sisi keilmuan dan keagamaan kita punya pijakan, dari Kiai Abdul Manan)
Rangkaian Haul Pacitan diawali dengan kegiatan kirab Panci Negoro dari Pendopo Kabupaten Pacitan menuju sarean Gedhe Semanten. Selain itu berbagai kegiatan akan digelar hingga puncak haul pada Sabtu, 26 April 2025. Diantaranya tahlil, manaqib, maulidurrasul dan simaan Al Qur’an.