Ramadhan terbilang bulan istimewa bagi umat Islam. Terdapat banyak keberkahan dan ampunan di dalamnya. Bahkan dalam sebuah hadis dikatakan, pintu surga dibuka selebar-lebarnya, pintu neraka ditutup, dan setan dibelunggu pada saat Ramadhan (HR Al-Bukhari).
Artinya, peluang untuk beribadah dan menggapai pahala terbuka lebar bagi siapapun. Kesempatan baik ini tidak ditemukan di bulan lainnya. Karenanya, perbanyaklah ibadah di bulan Ramadhan.
Dalam matan Ghayah wa Taqrib atau yang lebih populer dengan sebutan Matan Abi Syuja’, ada tiga amalan yang sangat dianjurkan pada saat puasa. Abu Syuja’ menuliskan:
ويستحب في الصوم ثلاثة أشياء: تعجيل الفطر وتأخير السحور وترك الهجر من الكلام
Artinya, “Disunahkan pada saat puasa tiga hal: menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur, dan meninggalkan perkataan kotor (keji).”
Berdasarkan keterangan di atas, setidaknya ada tiga perbuatan yang mesti kita biasakan pada saat mengerjakan ibadah puasa. Ketiga perbuatan yang dimaksud ialah:
Pertama, menyegerakan buka puasa. Kendati puasa menahan haus dan lapar, namun Tuhan tetap memberikan batasan kepada manusia. Tidak baik menahan haus dan lapar seharian penuh. Karenanya, dalam puasa disunahkan untuk segera berbuka bila waktunya sudah masuk. Anjuran ini sejalan dengan hadits Nabi SAW:
لايزال الناس بخير ما عجلوا الفطر
Artinya, “Manusia masih berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka,” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Kedua, mengakhirkan sahur. Selain berbuka, sahur juga merupakan kesunahan. Sahur bertujuan agar perut tidak terlalu lapar dan lemah pada saat menjalankan puasa. Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk mengakhirkan sahur. Jangan sampai sahur pada awal malam atau tengah malam. Usahakan sahur di akhir malam dan jangan pula terlalu dekat dengan waktu subuh supaya makannya tidak buru-buru. Anjuran mengakhirkan sahur ini didasarkan pada hadis riwayat Ahmad:
لاتزال أمتي بخير ما عجلوا الإفطار وأخروا السحور
Artinya, “Umatku berada dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur,” (HR Ahmad).
Ketiga, tidak berbohong dan berkata kotor. Puasa pada hakikatnya tidak hanya menahan haus dan lapar, tetapi juga menahan diri kita untuk tidak mengerjakan perbuatan maksiat dan munkar. Itulah esensi dasar puasa. Karenanya, tidak dibenarkan berbohong dan berkata kotor. Orang yang puasa, namun maksiatnya masih tetap jalan dan suka bohong, berkata kotor lagi kasar, Allah SWT tidak akan menerima puasanya. Puasanya menjadi percuma dan sia-sia. Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadis:
من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه
Artinya, “Orang yang tidak meninggalkan berkata dusta dan berbuat dusta, maka Allah tidak peduli dengan haus dan lapar yang dia tahan,” (HR Al-Bukhari).
Demikianlah tiga kesunahan yang perlu dibiasakan di bulan Ramadhan. Semoga dengan merutinkan tiga hal tersebut, puasa kita semakin berkah dan diterima Allah SWT. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)
Sumber :NU Online