Sisi Lain Romantisme Sayyidah Aisyah Ra

0
2013

Membincangkan seorang tokoh akan selalu menarik disampaikan. Dalam prakteknya, setiap orang pasti memiliki cara pandang atau dimensi mereka dalam menggambarkan tokoh yang disampaikan. Apalagi jika tokoh yang disampaikan merupakan seorang yang sangat dikenal oleh berbagai lapisan masyarakat, tentu akan muncul berbagai sikap dan tanggapan yang akan terjadi kemudian.

Dalam beberapa waktu ini, muslim milenial sedang gandrung dengan sebuah nasyid yang menggambarkan kasih sayang atau romantisme antara Sayyidah Aisyah Ra. dengan Rasulullah Saw. Dalam nasyid tersebut Sayyidah Aisyah Ra. digambarkan sebagai orang yang penuh kasih sayang dan kebahagiaan. Setelah mendengarkan nasyid ini, para muslimah milenial mendambakan dirinya menjadi seperti Sayyidah Aisyah Ra. dari segi romantisme dan kasih sayangnya terhadap Sayyidina Muhammad Saw.

Tentu hal ini memang sebuah keinginan yang sangat baik, apalagi mendambakan dirinya seperti istri Rasulullah Saw. yang notabenenya memang harus dijadikan suri tauladan bagi setiap muslimah maupun muslim. Tapi dari itu semua, alangkah baiknya jika kita tidak membatasi keinginan dalam dimensi romantisme saja. Agar rasa keinginan untuk menjadi seperti Sayyidah Aisyah Ra. secara utuh, baik dalam sisi romantisme yang telah diketahui dari nasyid yang didengar, maupun dari sisi yang lain. Oleh karena itu, penulis ingin sedikit menggambarkan sisi lain romantisme Sayyidah Aisyah Ra.

Dalam literatur klasik kita bisa dengan mudah mendapatkan gambaran Sayyidah Aisyah Ra secara mendalam, hal ini tidak terlepas karena keberadaan beliau di sisi Rasulullah Saw. dan juga kontribusi beliau terhadap para sahabat dan muslim secara menyeluruh. Dalam berbagai literatur disampaikan bahwa Sayyidah Aisyah Ra. sejak kecil sudah hidup dalam lingkungan yang sangat baik. Dalam lingkup keluarga, beliau merupakan putri seorang sahabat yang sangat dekat dengan Rasulullah Saw. Yaitu Amirul mukminin sayyidina Abu bakar Ash-Shiddiq. Dalam lingkup masyarakat, Sayyidah Aisyah sejak kecil tinggal di lingkungan Bani Makhzum yang masih menggambarkan orang Arab seutuhnya, baik dalam segi tingkah laku, kefasihan bahasa dan kesederhanaan.

Setelah beberapa waktu, menikahlah Sayyidah Aisyah Ra. dengan Rasulullah Saw. melalui ucapan Khaulah binti Hakim ( istri dari saudara sepersusuan Nabi; Utsman bin mazun). Dari sinilah mulai Sayyidah Aisyah Ra. dididik oleh Rasulullah Saw. Dalam waktu-waktu yang dijalani dengan Rasulullah, Sayyidah Aisyah digambarkan sebagai orang yang sangat haus akan berbagai ilmu syariat. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya riwayat yang disampaikan. Dalam urutan perawi hadits, Sayyidah Aisyah Ra. adalah urutan ke 4 yang paling banyak meriwayatkan sebuah hadits setelah Abu Hurairah, Ibnu Umar dan Anas bin Malik. Syekh Hisyam al-Kamil al-Azhari dalam kitab nya Alilbayt mengatakan :

هي أعلم نساءه -صل الله عليه وسلم- فقد روت ٢٢١٠ حديثاً، فقد روت عن أبيها وعمر و فاطمة وغيرهم من الصحابة وروى عنها كثيرة من الصحابة والتابعين وإبراهيم النخعي واسحاق بن طلحة ولها مسند جميع أحديثها، وقد اتفق لها البخاري ومسلم على ١٧٤ حديثا والبخاري ب ٥٤ حديثا وانفرد المسلم ب ٦٩ حديثا

Sayyidah Aisyah Ra. Adalah orang yang paling berilmu dari istri Rasulullah Saw. Yang lain, beliau telah meriwayatkan 2210 hadis. Riwayat beliau dari ayahnya, sayyidina Umar, Sayyidah Fatimah dan lainnya dari para sahabat. Begitupun diriwayatkan dari beliau oleh kebanyakan sahabat, tabiin, Ibrahim annakhai, Ishaq bin talhah, dan beliau memiliki musnad atas riwayatnya. Riwayat beliau yang muttafaq alaih 174 hadis, dari imam Bukhari saja 54 hadis dan imam Muslim saja 69 hadis.

Dari sinilah kita bisa melihat sisi lain Sayyidah Aisyah Ra. Beliau merupakan seorang perawi hadis yang sangat banyak meriwayatkan haids. Tidak terbatas di situ saja, dalam segi hukum Islam, Sayyidah Aisyah Ra. Merupakan rujukan para sahabat jika ada beberapa masalah yang berhubungan dengan hukum Islam atau yang berhubungan dengan pribadi Rasulullah Saw. Syekh Ramadan al-buthi dalam kitabnya Aisyah Ummul Mukminin ayyamuha wa siratuha fi safahat mengatakan :

مما لا نعلم خلافا فيه بين المؤرخين و المترجمين، أن الصحابة رضوان الله عليهم كانوا إذا أشكل عليهم الأمر في الدين، ثم لا يهتدوا فيه إلى مخرج، رجعوا فيه إلى عائشة، ليجدوا عندها ما قد فاتهم من العلم به

Banyak dari kita tidak mengetahu perbedaan dalam hal ini dari kalangan sejarawan dan penulis biografi, bahwa, jika para sahabat menemukan sebuah permasalahan yang berhubungan dengan agama, kemudian tidak menemukan jalan keluarnya, datanglah para sahabat kepada Sayyidah Aisyah Ra. untuk menanyakan apakah ada penjelasan hukum Islam atas permasalahan yang tidak diketahui sahabat tersebut.

Pengetahuan Sayyidah Aisyah Ra. dalam hukum agama menjadikan beliau sebagai seorang yang sangat berilmu dan fakih. Imam hakim dalam almustadrak mengatakan

عن الزهري قال : لو جمع علم الناس كلهم ، وعلم أزواج النبي صلى الله عليه وسلم لكانت عائشة أوسعهم علما

Dari imam zuhri, berkata: seandainya dikumpulkan ilmu setiap manusia dan ilmu istri Rasulullah Saw. Yang lain, tentulah Sayyidah Aisyah Ra. Lebih luas ilmunya.
Dengan berilmunya Sayyidah Aisyah, serta menjadi pendamping Rasulullah Saw. yang pasti masuk surga, tetaplah beliau sebagai orang yang rajin beribadah. Dalam banyak literatur dijelaskan bahwa Sayyidah Aisyah Ra. merupakan orang yang rajin berpuasa, rajin shalat malam, dan orang yang sangat menghayati ayat Al-Qur’an. Apabila ada ayat yang menjelaskan tentang ancaman, Sayyidah Aisyah Ra. akan mengulang-ulang ayat tersebut dan berdoa untuk dihindarkan dari ancaman yang dijelaskan dalam ayat tersebut.

Dari semua ini bisa kita pahami bahwa banyak sekali sisi lain dari sayyidah Aisyah Ra. yang patut untuk didambakan oleh semua orang. Bahkan sisi lain yang ada tersebut, lebih layak untuk didambakan oleh setiap orang. Begitu pula dambaan ini tidak hanya terbatas dalam bayangan alam pikir saja saja, tapi untuk ditiru dan diterapkan oleh para muslimah maupun muslim milineal, baik itu dalam sisi romantismnya, keilmuannya maupun ibadahnya. Wallahu a’lam

Farkhi Asna, Santri Tremas, sedang menyesuaikan pendidikan di Universitas Al Azhar Mesir.