Marwah Hari Santri 22 Oktober Harus Terus Dijaga

0
2157

Tremas– Koordinator Nasional Gerakan Ayo Mondok KH Luqman Harits Dimyathi menyebut peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober sebagai moment penting bagi para santri dan warga nahdliyin. Oleh sebab itu, menjaga kesakralan hari itu merupakan sebuah bentuk penghormatan kepada Hadratussyekh Hasyim As’ari, sebagai pencetus fatwa Resolusi Jihad NU.

Kiai Luqman menyampaikan pesan itu dalam rapat koordinasi panitia Hari Santri Nasional bersama PCNU Pacitan di ndalem Paguron Soko Papat, Pondok Tremas Pacitan, Ahad sore (9/10).

Menurut Kiai Luqman, Hari Santri adalah penanda spiritualitas dan patriotisme kaum santri dan warga Nahdliyin. Maka, menjaga marwah 22 Oktober sebagai Hari Santri ialah usaha menyambung sejarah, seperti seruan Hadratussyekh Hasyim As’ari untuk menjaga keutuhan Indonesia

“Memperingati hari santri sama artinya kita melaksanakan dawuh (perintah) Mbah Hasyim. Fatwa resolusi jihad NU saat ini kita maknai untuk berjuang kepada umat,” demikian kata Katib Syuriyah PBNU itu.

Oleh karena itu, Kiai Luqman menyeru kepada seluruh kaum santri dan warga Nahdlyin pada hari itu untuk dapat memfokuskan diri, turut berpartisipasi dalam rangkaian peringatan hari santri. Sebab, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah mengintruksikan kepada pengurus NU di tingkat Wilayah dan Cabang untuk bersama-sama mensukseskan peringatan Hari Santri Nasional.

“Saya minta peringatan Hari santri, khususnya di Pacitan ini dapat berjalan sukses,” katanya.

Peringatan Hari Santri, Imbuhnya, merupakan bentuk penghargaan negara kepada santri. oleh sebab itu, penetapan Hari Santri Nasional yang tertuang dalam peraturan presiden nomor 22 tahun 2015 patut disyukuri bersama.

Seperti diketahui, peringatan Hari santri nasional 22 Oktober akan diperingati serentak di seluruh Indonesia. Berbagai kegiatan telah dipersiapkan oleh PBNU, diantaranya Kirab Resolusi Jihad NU dari Banyuwangi menuju Jakarta dan pembacaan Satu Milyar Shalawat Nariyah.

Sementara itu, di Pacitan, peringatan Hari Santri diperingati dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti lomba pembacaan Kitab Kuning antar pesanren, lomba esai dan puisi, Bazar, pagelaran seni budaya,Kirab Resolusi Jihad NU dari Pondok Tremas menuju alun-alun Pacitan, Apel dan Kirab Hari santri yang akan diikuti oleh ribuan peserta.