Jaga Tradisi Dengan Berziarah 41 Hari Tanpa Putus

0
1895

Tremas : ” Andai tiada pendidik, niscaya tak ku kenal tuhanku ”  demikianlah kata mutiara yang sering didengungkan kepada para santri Pondok Tremas untuk selalu menghormati dan mengenang jasa para guru baik yang masih hidup ataupun yang sudah wafat.

Sebagaimana ajaran para salafunassolih, ziaroh merupakan salah satu wujud ta’dzim atau penghormatan kepada para sesepuh Pondok Tremas yang sering dilakukan oleh para santri. Ziarah merupakan tradisi yang telah berjalan sejak ratusan tahun lalu.

Khusus untuk santri baru Pondok Tremas diusahakan bahkan ada yang mengatakan wajib untuk dapat rutin berziarah ke Maqbaroh Gunung Lembu selama 41 hari berturut-turut tanpa putus. suatu kegiatan yang kelihatannya ringan dan gampang dilakukan, namun pada prakteknya sangat sulit untuk mencapai target sempurna. Dari tradisi ini, ada saja kendalanya, seperti hujan, ketiduran, dan sebagainya.

Biasanya setiap habis ashar dan sehabis subuh para santri selalu melakukan ziarah ke Maqbaroh Gunung Lembu yang terletak sekitar 350 meter dari komplek pondok dan ke Maqbaroh Semanten yang terletak di sebuah bukit desa Semanten dipinggiran kota Pacitan pada tiap hari Kamis dan Jum’at.

Praktek ziarah 41 hari ini sejatinya tidak diwajibkan oleh pondok. Namun demikian, karena ini merupakan salah satu tradisi yang baik. Maka para santri dengan sabar dan istiqomah berusaha untuk dapat berziarah setiap hari tanpa putus. Tidak ada niat lain kecuali untuk mendoakan para sesepuh yang telah mendahului serta dalam rangka mendidik mental santri baru sejauh mana kesungguhan mereka menjadi seorang santri.

Di maqbaroh gunung lembu dimakamkan beberapa sesepuh seperti Alm.KH Dimyathi, Alm KH Abdurrozaq, Alm KH Habib, Alm KH Harits, Alm KH Hasyim Ihsan dan beberapa sesepuh yang lain. Sedang di maqbaroh semanten dimakamkan pendiri pertama Pondok Tremas Alm Simbah KH Abdul Manan Dipomenggolo.